Viral Dukun Pengganda Uang, Sosiolog: Masyarakat Tak Bisa Lepas dari Kepercayaan Gaib
Merdeka.com - Masyarakat baru-baru ini dihebohkan dengan adanya kasus penipuan bermodus penggandaan uang. Kasus penipuan tersebut telah terjadi berulang kali. Kali ini modus penipuan tersebut terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah yang dilakukan oleh salah satu dukun yaitu Mbah Slamet alias Slamet Tohari.
Kasus penipuan tersebut terjadi ketika ditemukan 10 mayat yang terkubur di kebun milik Slamet. Dia pun mengakui sudah membunuh korban-korban penipuan tersebut sejak tahun 2020 lalu.
Walaupun secara logika, penggandaan uang yang dilakukan oleh Mbah Slamet tidak masuk akal, tetapi masih banyak masyarakat yang percaya dengan adanya penggandaan uang tersebut sehingga terus saja memakan banyak korban.
Pengamat Sosiolog, Sigit Rochadi mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap dunia gaib sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dia menilai kepercayaan tersebut tidak akan hilang karena ada beberapa kelompok yang terus memelihara kepercayaan tersebut.
"Itu tidak akan hilang sampai kapanpun, karena kepercayaan itulah yang mula-mula muncul dan terus dipelihara oleh kelompok-kelompok. Dulu dalam sosiologi, muncul teori modernisasi yang mengatakan bahwa tradisi nasionalisme termasuk kepercayaan-kepercayaan animisme, dinamisme, itu akan hilang seiring dengan berlangsungnya modernisasi maka kemudian tahun 70-an ketika modernisasi melanda kita orang ramai-ramai pindah kepada modernisme, orang malas menggunakan bahasa daerah, orang memilih meninggalkan kepercayaan lokal dan beralih ke modern," ujar Sigit kepada Merdeka.com, Kamis (6/4).
"Ternyata teori itu tidak terbukti di dunia manapun terjadi pemeliharaan terhadap kepercayaan liaka orang masih percaya terhadap dunia gaib int hitu dipercaya menggandakan uang, bisa menyembuhkan penyakit bisa menaikan jabatannya dan seterusnya tapi intinya percaya kepada dunia gaib," lanjutnya.
Masyarakat Iransional
Sigit menjelaskan masyarakat yang percaya adalah masyarakat yang irasional, masyarakat yang tidak membedakan antara dunia materi dan dunia imateri.
"Yang namanya kekuatan gaib itu adalah dunia imateri, dia tidak bisa bekerja di dunia materi, padahal yang dikejar mereka itu adalah materi penggandaan uang sehingga tidak bisa," terang dia.
Sambungnya, mereka yang percaya akan penggandaan uang tersebut adalah mereka yang ingin menempuh jalan pintas untuk memenuhi hasrat di era materialisme. Dimana keberhasilan orang itu dilihat bukan dari moralitas dan bukan dari kerja keras tetapi dari kepemilikan barang-barang, misalnya memiliki mobil, motor, rumah, gadget, ipad dan lain sebagainya.
"Itu adalah simbol-simbol kesuksesan yang materi dan orang sudah meraih itu secara langsung atau tidak langsung memamerkan kepada teman-teman di sekitarnya," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Uang tiba-tiba hilang di dalam celengan. Uangnya hilang Rp560 ribu.
Baca SelengkapnyaKorban atas dugaan tindak pidana kekerasan dan penganiayaan sudah lapor.
Baca SelengkapnyaSang adik memberikan uangnya karena khawatir kakaknya tidak memiliki uang lagi setelah membagikan THR saat Lebaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Biasa menerima uang recehan saat mengamen, kali ini ia kaget saat menerima beberapa lembar seratus ribuan.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial seorang nenek ingin membeli mukena, tapi tak punya uang.
Baca SelengkapnyaBRI sendiri sudah melakukan penelusuran berdasarkan informasi serta dokumen-dokumen yang valid dan sah.
Baca SelengkapnyaAksi seorang pria 'mandi beras' sambil berguling-guling di tumpukan beras sambil bertelanjang dada viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus dugaan malpraktik yang dilakukan bidan ZN terhadap pasien maag hingga meninggal di Prabumulih masih berlanjut
Baca SelengkapnyaMenurut Sofwan pertimbangan perkara tersebut tetap diproses agar status tersangka M memperoleh kepastian hukum yang tetap melalui proses hukum.
Baca Selengkapnya