Undur diri, Dick Costolo segera tinggalkan kursi CEO twitter
Merdeka.com - Dick Costolo secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai CEO twitter. Dilansir New York Times, Costolo bakal meninggalkan twitter terhitung mulai Kamis 1 Juli 2015.
Selama enam bulan di bawah kepemimpinan Costolo, pertumbuhan bisnis twitter mengalami perlambatan.
Kondisi ini membuat pemegang saham mendorong perombakan kepemimpinan. Sekaligus mulai menyusun strategi mendapat keuntungan lebih besar dan pengguna lebih banyak.
"Kami memiliki pemimpin besar yang bekerja sama dengan baik dan punya strategi jelas untuk mentransformasikan tujuan dan prioritas kami," ujar dia.
Sebagai pengganti Costolo, pendiri twitter Jack Dorsey mengambil alih kursi CEO sementara sambil perusahaan mencari pengganti permanen.
Sebagai informasi, Costolo diangkat sebagai CEO Twitter pada Oktober 2010. Sebelum Costolo, twitter dipimpin Evan Williams sejak Oktober 2008. Jack Dorsey juga pernah menjadi CEO twitter sebelum Evan Williams.
Selama dipimpin Costolo twitter melakukan ekspansi termasuk melantai di bursa saham pada September 2013, meski saat itu perusahaan belum mencatat laba bersih.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku cuti untuk mendampingi Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto di Makassar, Jumat (2/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal ini tidak lepas proses pemilihan presiden-wakil presiden Indonesia pada 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaInfraCo merupakan salah satu upaya perseroan menjadi perusahaan telekomunikasi digital.
Baca SelengkapnyaPerombakan ini diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap program-program besar yang sedang dan akan dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaPembubaran 7 perusahaan BUMN merupakan bagian dari program transformasi yang diusung sejak 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaPrabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca SelengkapnyaPembubaran terhadap tujuh perusahaan BUMN tersebut lantaran secara bisnis sudah tidak mampu lagi bersaing.
Baca Selengkapnya