Sejak 2005, LPS Bekukan 103 Bank Bermasalah
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Klaim dan Restitusi Bank Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Suwandi mengatakan, sejak 2005 pihaknya telah membekukan 103 bank bermasalah di Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 102 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 1 bank umum.
"Sejak September 2005 sampai saat ini kita sudah menutup bank itu 102 BPR/BPRS dan 1 bank umum. Berarti kurang lebih 7 sampai 8 bank setiap tahunnya," ujar Suwandi dalam diskusi online, Jakarta, Selasa (4/8).
Suwandi mengatakan, setiap dua bulan sekali LPS mendapat laporan adanya BPR yang bermasalah. Hingga kini di Indonesia ada sebanyak 1.810 BPR dan jumlahnya terus menurun akibat adanya likuidasi.
"Mungkin 2 bulan sekali kita mendapat pasien BPR/BPRS yang gagal. Posisi saat ini jumlah BPR kita ada 1.810 BPR. Setiap dua bulan ada yang tutup bahkan pernah pada tahun tertentu kita dapat pasien gagal tiap bulan," katanya.
LPS pun terus melakukan kajian terhadap fenomena tersebut. Setiap bank yang dilaporkan memiliki masalah berat rata-rata menghadapi masalah fraud atau kecurangan yang dilakukan oleh komisaris ataupun direksi.
"Kita melakukan analisis untuk mengambil opsi restitusi yang akan dilakukan apakah menyelamatkan atau tidak. Dan keputusan yang diambil seluruhnya tidak menyelamatkan karena biaya nya yang lebih murah kalau tidak diselamatkan daripada diselamatkan," paparnya.
Tersisa Dua Provinsi Bersih dari Bank Gagal
Suwandi mengatakan, penyebaran bank bermasalah merata di seluruh Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Namun, hingga kini masih ada dua provinsi yang sama sekali tidak ada bank bermasalah atau dibekukan.
"Jumlah dan sebaran bank yang dilikuidasi itu dari Aceh sampai Papua itu sudah ada BPR yang jatuh atau yang gagal. Ini ada beberapa provinsi yang masih bersih Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, barang kali itu masih bersih. Hampir merata kejatuhan BPR itu di seluruh Indonesia," paparnya.
Sementara itu, dua provinsi terbesar dengan kejatuhan bank terbanyak adalah Jawa Barat dan Sumatera Barat. Masing-masing provinsi ini memiliki bank gagal sebanyak 36 bank dan 15 bank.
"Yang paling besar itu di Jawa Barat, itu ada 36 BPR. Selesai 29 dan masih ada 7 yang masih proses berarti 36 bank yang dilikuidasi. Kemudian di Sumatera Barat ada 15 BPR. Ini dua terbesar. Kenapa di wilayah ini jumlah bank yang jatuh lebih besar dibanding yang lain, apakah ada kaitannya dengan behaviour masyarakat setempat atau yang lain. Ini masih dikaji," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua LPS menjamin peristiwa itu tidak sampai menimbulkan gejolak dalam sektor perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaSaat ini, bank pemerintah adalah bank yang paling berpengaruh dalam industri perbankan Indonesia.
Baca SelengkapnyaOJK telah menetapkan Perumda BPR Bank Purworejo dalam status pengawasan Bank Dalam Penyehatan dengan pertimbangan Tingkat Kesehatan (TKS).
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaData LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Baca Selengkapnya