Schroder Prediksi Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Acuan, Berikut Pendorongnya
Merdeka.com - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping saat KTT G20 di Osaka, Jepang, beberapa waktu lalu telah menciptakan sentimen positif terkait arah suku bunga acuan The Fed dan bank sentral negara-negara lain pada 2019. Executive Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia, Bonny Iriawan, membuka kemungkinan bahwa Bank Indonesia (BI) bakal menurunkan suku bunga acuan.
"Saya pikir chance-nya cukup besar buat BI menurunkan suku bunga," ujar dia dalam sebuah sesi diskusi di Jakarta, Senin (8/7).
Pernyataan itu dilontarkannya setelah sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Wardjiyo beberapa waktu lalu sempat memprediksi kemungkinan The Fed yang akan menurunkan suku bunga 25 basis poin (bps) pada tahun ini atau 2020.
Pertimbangan lain yang jadi acuan, Bonny melanjutkan, yakni data inflasi Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir relatif rendah. Menurutnya, Bank Indonesia ada di posisi aman untuk bisa menurunkan suku bunga acuan bila angka inflasi terus tetap terjaga.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Juni 2019 tercatat sebesar 0,55 persen, sedangkan inflasi tahun kalender menembus angka 2,05 persen. "Kalau kita melihat kan selama beberapa tahun ini inflasi Indonesia relatif rendah. Jadi target Bank Indonesia untuk melihat inflasi itu sudah on track," jelasnya.
"Jadi saya pikir kalau itu terus berlanjut sampai dengan akhir tahun, tentunya Bank Indonesia punya comfort level untuk menurunkan suku bunga," dia menandaskan.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaSelain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya