Foto:
Bank sentral Brasil dan Turki sudah menaikkan suku bunga acuan, berbeda dengan sejumlah negara lain termasuk Indonesia yang masih menahan suku bunga acuannya. Menanggapi hal ini, Bank Indonesia (BI) menegaskan Indonesia melihat ruang untuk penurunan suku bunga masih sangat terbuka.
Rangkaian acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2021 Seri 1 kembali berlanjut pada Rabu (18/3). Pada hari tersebut diadakan kick off Program Edukasi dan Fasilitasi Onboarding UMKM 2021 yang digelar Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA).
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memastikan pihaknya turut mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui stimulus kebijakan moneter yang akan dilanjutkan di 2021. Salah satunya kebijakan untuk menjaga likuiditas tetap longgar guna mendukung penyaluran kredit perbankan.
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen dari sebelumnya 4,5 persen. Bank Indonesia juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen. Lending facility juga turun 25 bps menjadi 5 persen.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19-20 Februari 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen. Suku bunga Deposit Facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 4 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen.
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (inflow) hingga 26 Desember 2019 telah mencapai Rp226 triliun. Inflow tersebut masuk melalui beberapa instrumen. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan inflow yang masuk lewat Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp171,6 triliun.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, mengatakan penguatan nilai Rupiah dalam beberapa hari terakhir merupakan hal yang wajar terjadi jelang akhir tahun. Sebab, pada akhir tahun, para eksportir cenderung menukarkan Dolar ke Rupiah seiring dengan tingginya angka permintaan ekspor.
Bank Indonesia (BI) terus melakukan berbagai langkah untuk mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Sebab ekonomi digital memiliki potensi yang sangat besar.
"Yang jelas dari seluruh 2.800 sampai 2.900 perusahaan yang wajib lapor, karena memiliki utang luar negeri kepada BI. Itu mayoritas sudah 90 persen sudah hedging."
"Ekonomi dunia pertumbuhannya berat sebelah. Ibarat pesawat, hanya satu mesin yang menggerakkan, karena ekonomi Amerika yang kuat, negara lain melemah," kata Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia, Doddy Zulverdi.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengatakan, pelemahan nilai tukar saat ini berbeda dengan kondisi nilai tukar pada 1998. Pelemahan yang terjadi saat ini juga dialami oleh negara lain.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng memprediksi implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) atau National Payment Gateway akan berpotensi mengefisienkan biaya transaksi yang cukup besar. Sebab adanya penurunan biaya transaksi Merchant Discount Rate (MDR) di setiap transaksi.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menuturkan, konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi sekitar 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun Agus menilai angka tersebut belum seperti yang diharapkan.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, kebijakan pajak dari Amerika tersebut akan membuat banyak investor-investor Amerika menanamkan investasi di luar. Tentu hal ini harus diantisipasi oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen di tahun 2017. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi 5,02 persen di 2016.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengatakan hilangnya simbol minus dari peringkat baru rating utang Indonesia menunjukkan perbaikan yang cukup bagus. Sebab, untuk mencapai hal tersebut, Indonesia butuh waktu selama 22 tahun.
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) meningkatkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB- pandangan positif menjadi BBB pandangan stabil. Menguatnya sektor eksternal dan upaya pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi menjadi faktor meningkatnya peringkat tersebut.
Oleh karena itu, Bank Indonesia meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi dapat meningkatkan jangkauan jaringan di daerah.
Sugeng berharap penyaluran program bantuan sosial non tunai dapat mendukung efisiensi lantaran ditargetkan bisa tepat sasaran, jumlah, kualitas, harga dan administrasi. Saat ini baru mencakup 6 juta penerima program keluarga harapan (PKH), dan ditargetkan bisa menjadi 10 juta penerima di 2018.
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat membeberkan peredaran uang palsu cenderung menurun. Tercatat hingga tahun ini hanya 345 lembar uang palsu beredar di Sumatera Barat. Uang palsu paling banyak ditemukan di Kabupaten Pasaman.
BERITA TERKAIT
PROFIL LAINNYA