Perry Warjiyo Ungkap Bos The Fed Iri dengan Bank Indonesia, Kenapa?
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan bos bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed Jeremy Powell, kerapkali iri dengan BI. Bos The Fed iri dengan hubungan BI yang terbilang harmonis dengan pemerintah. Sementara, The Fed seringkali memperoleh kritik tajam dari Pemerintah AS.
"Jeremy Powell iri dengan saya, mereka dikritik pemerintahnya. Kalau kita bisa dilihat BI bagaimana mesranya dengan pemerintah. Tetapi tetap kami independent selaku bank sentral, tapi kita sangat kuat hubungannya dengan pemerintah," tuturnya di Jakarta, Jumat (9/8).
Selain itu, Perry juga membahas, setidaknya ada 5 sektor yang perlu digenjot pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke depannya. Salah satunya ialah sektor manufaktur. "Untuk transformasi ekonomi setidaknya ada 5 sektor yang perlu kita dorong. Garmen, food, otomotif, dan elektronik," paparnya.
Bos Bank Indonesia pagi ini hadir dalam ulang tahun Kemenko Bidang Perekonomian yang ke-54 di Hotel Borobudur, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Ketua Kadin Rosan Roeslani.
Reporter: Bawono Yadika TulusSumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, pemerintahannya akan meneruskan legecy Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaHubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut, permasalahan pangan di Indonesia dimulai ketika IMF 'melemahkan' peran Bulog.
Baca Selengkapnya