Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjualan Daging Sapi Turun Tajam, Pedagang Duga karena Wabah Virus Corona

Penjualan Daging Sapi Turun Tajam, Pedagang Duga karena Wabah Virus Corona Daging Sapi Jadi Sepi Peminat Di Pasar Jatinegara. ©2020 Merdeka.com/Sulaeman

Merdeka.com - Harga jual daging sapi di pasar tradisional Jatinegara terpantau masih stabil di kisaran Rp120.000 per kilogram, baik untuk daging sapi lokal maupun impor. Namun, sejumlah pedagang sapi justru mengeluhkan jumlah konsumen yang semakin menurun akibat penyebaran wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, China.

"Harga sih normal mas (daging sapi), tapi pembelinya yang engga ada. Apalagi ramai corona kan," keluh penjual daging sapi bernama Yunus sambil membersihkan kiosnya di pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (11/3).

Setelah ramai pemberitaan wabah virus corona tepatnya pada bulan februari, Yunis mengaku usahanya mulai ikut terdampak, bahkan angka penjualan menurun hingga 30 persen dibandingkan hari biasanya.

"Sampai 30 persen turunnya dari hari normal. Pembeli pada jarang," ungkapnya.

Kondisi tersebut, membuat dirinya tidak menduga bahwa dampak dari virus corona membuat usahanya ikut terpukul. Karena di tinggal konsumennya. "Sekarang sampai bisa maen catur, saking sepinya jualan," imbuh dia.

Stok daging sapi saat ini masih melimpah. Sehingga harga jual daging sapi masih normal di pasar Jatinegara. Dia berharap wabah virus corona segera berlalu, sehingga usaha penjualan daging sapinya kembali bergeliat.

Sementara itu, seorang ibu rumah tangga bernama Yuni mengakui bahwa pasca pemberitaan virus corona keluarganya lebih banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan mengurangi konsumsi daging sapi maupun ayam.

"Lebih ke sayuran masaknya lebih sehat kan?. Sekarang banyak penyakit kaya corona (Covid-19) dagingnya jadi dikurangi, kolestrol juga," tandasnya seusai berbelanja.

Penjualan Kue Kering Turun Drastis

Sejumlah Penjual kue kering di Pasar Jatinegara keluhkan berkurangnya jumlah pembeli menjelang bulan suci Ramadan. Mereka menduga ramainya pemberitaan wabah virus corona covid-19 menjadi penyebab utama lesunya penjualan kue kering tersebut.

"Biasanya sudah mulai ramai nih orang beli buat bulan puasa, sekarang lihat sendiri sepi. Sejak marak berita virus corona, jadi kacau," tegas penjual kue kering yang biasa di sebut Koh Marvel di Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (11/3).

Dia menyebut penurunan penjualan kue kering pada tahun 2020, apalagi menjelang bulan Ramadan di nilai sangat merugikan bagi kelangsungan bisnisnya. "Sekarang yang ramai pelayannya doang," keluh nya.

Padahal Marvel mengklaim pihaknya belum menaikkan harga jual kue keringnya, berharap dapat menarik minat konsumennya untuk berbelanja. Namun cara ini di rasa belum efektif untuk meningkatkan angka penjualan bisnisnya.

"Masih normal semua dari Rp30.000 - Rp80.000-an per toples tergantung kualitasnya," sahut dia.

Dia kemudian meyakinkan masyarakat agar tidak khawatir untuk mengonsumsi kue kering yang di jualnya. Sebab bukan berasal dari impor dan dipastikan bebas virus corona. "Kita dari lokal semua, aman pastinya," imbuh dia.

Koh Marvel kemudian berharap pemerintah berinisiatif untuk menyakinkan masyarakatnya, agar tidak mengambil sikap berlebihan dalam merespon pemberitaan terkait wabah virus corona.

"Stok (kue kering) di gudang juga masih banyak, mudah-mudahan bisa terjual," tandasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal

Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.

Baca Selengkapnya
Curhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang
Curhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang

Kenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.

Baca Selengkapnya
Bulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Bulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya

Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Jangan Kaget Makan di Warteg Porsi Nasi Jadi Sedikit dan Tak Lagi Pulen, Pedagang: Porsi Dikurangi Daripada Naikkan Harga
Jangan Kaget Makan di Warteg Porsi Nasi Jadi Sedikit dan Tak Lagi Pulen, Pedagang: Porsi Dikurangi Daripada Naikkan Harga

Bahkan, pelanggan terpaksa merogoh uang lebih dari biasanya untuk menambah porsi nasi agar menjadi lebih banyak.

Baca Selengkapnya
Dulu Dipenjara karena Jual Narkoba, Pemuda Tulungagung Kini Sukses Jadi Pebisnis Omzet Puluhan Juta per Bulan
Dulu Dipenjara karena Jual Narkoba, Pemuda Tulungagung Kini Sukses Jadi Pebisnis Omzet Puluhan Juta per Bulan

Ia ditangkap polisi usai dilaporkan temannya sendiri.

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Melonjak Tajam, Daya Beli Petani Jadi Lebih Baik?
Harga Beras Melonjak Tajam, Daya Beli Petani Jadi Lebih Baik?

Pada Desember 2023, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi mencapai 2,22 persen dibandingkan NTP provinsi lainnya.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.

Baca Selengkapnya