Pengusaha Nilai Panic Buying Lumrah Terjadi Akibat Virus Corona Cepat Menyebar
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Shinta W Kamdani menilai fenomena panic buying yang terjadi pada masyarakat Indonesia sebagai hal yang wajar.
Aksi panic buying sendiri terjadi pasca presiden Jokowi mengumumkan dua warga nya dinyatakan positif terjangkit virus corona atau yang di namai Covid-19 pada selasa (2/3).
"Panic buying terjadi disebabkan oleh cepatnya penyebaran wabah virus Covid-19 yang melanda berbagai negara di dunia," tegas dia di Universitas Trisakti, Jakarta, Rabu (4/3).
Namun, kata Shinta terpenting saat ini adalah bagaimana pemerintah merespons melalui upaya penanganan. Agar aksi panic buying tidak kembali terjadi di dalam negeri.
"Sebenarnya kalau masalah sekarang mengenai covid 19 ini kan pengamanan kepada pemerintah," kata dia.
Tidak hanya berupa penanganan medis terhadap virus ini, namun juga impactnya terhadap perekonomian nasional. Terlebih, sektor industri pariwisata di Tanah Air ikut tertekan akibat virus corona. Di mana wisatawan asing banyak yang melakukan penundaan kunjungan wisata ke Indonesia.
"Karena suplai bahan baku sudah sangat sulit juga sudah masuk ke pariwisata juga berat. Kita harapkan pemerintah bisa lebih memberikan insentif insentif yang ada," ungkap Shinta.
Masyarakat Kota Malang Borong Masker
Masyarakat Kota Malang melakukan aksi borong masker pasca diumumkannya dua pasien positif virus Corona di Jakarta. Akibatnya, sejumlah apotek mengalami kelangkaan yang diduga akibat aksi borong masyarakat tersebut.
"Dari 26 apotek dan 3 distributor hanya 2 yang masih tersedia," kata Wali Kota Malang, Sutiaji di RSSA Malang, Rabu (4/2).
Walikota melakukan pengecekan ke distributor guna meninjau ketersediaan masker dan hand sanitizer. Langkah tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya penimbunan di tingkat distributor atau penjual.
"Karena hal itu akan menyusahkan masyarakat," tegasnya.
Sutiaji meninjau distributor alat kesehatan, Medilab Jl Birgjen Slamet Riyadi Kelurahan Oro-Oro Dowo, Rabu (4/3). Masker dan hand sanitizer banyak dibeli dan habis sejak diumumkan virus Corona mulai masuk Indonesia oleh Presiden Joko Widodo dua hari lalu.
Kata Sutiaji, masker dan hand sanitizer habis disebabkan karena perilaku masyarakat yang cenderung berlebihan dalam menggunakan masker. Ini akibat kepanikan masyarakat dalam menyikapi kasus penyebaran virus Corona.
"Harusnya masker digunakan oleh pasien, paramedis yang menangani pasien serta keluarga yang kontak langsung dengan pasien. Jadi kita yang sedang sehat sebetulnya tidak perlu menggunakan masker," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah jamin harga dan stok pangan terjangkau jelang lebaran 2024
Baca SelengkapnyaFatoni mengatakan dalam penanganan inflasi perlu dilakukan secara bersama-sama agar mendapatkan hasil yang efektif dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca Selengkapnya