Pemerintah Pertimbangkan Biaya Masuk ke Pulau Komodo Rp14 Juta
Merdeka.com - Pemerintah tengah membahas mengenai penerapan kepemilikan kartu anggota premium bagi wisatawan yang ingin memasuki Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Rencananya, setiap wisatawan asing nantinya akan dikenakan USD1.000 per tahun atau setara Rp14 juta (asumsi kurs Rp14.000 per USD) per member.
Kepala Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, mengatakan pengenaan tarif tersebut sedang dipertimbangkan dengan matang agar tak menurunkan minat turis datang ke Indonesia. Pembahasan pengenaan tarif tersebut akan rampung pada 2020.
"Detailnya seperti apa baru dibahas Januari 2020, tim dibentuk Menteri LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dengan SK (Surat Keputusan). Hasilnya seperti apa baru ketahuan mungkin akhir 2020, tapi belum ada jadwal," ujarnya di Labuan Bajo, NTT, Jumat (15/11)
Penarikan tarif yang cukup besar tersebut dilakukan sebagai biaya operasional untuk mengelola dan merawat ekosistem pulau tersebut, yang sudah mendapat predikat sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Sebab, selama ini dana untuk merawat pulau itu hanya berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP sebesar Rp33 miliar.
"Yang jelas konteks utamanya pengelolaan bersama pemerintah pusat dan pemerintahan provinsi dan isunya distribusi pendapatan selama ini kan ke taman nasional PNBP masuknya ke pusat. Tapi apakah PNBP Rp33 miliar cukup untuk merawat dengan standar UNESCO world heritage," jelasnya.
Bagi wisatawan lokal, biaya berwisata ke Pulau Komodo belum dibahas. Nantinya, biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara tidak akan sama. Meski demikian, akan ada pembeda pada pulau yang dapat dikunjungi oleh wisatawan premium dan non premium.
"Yang jelas tidak ada hanya untuk masyarakat tertentu, nanti dibahas lagi spotnya. Rinca kan untuk semua kalangan, yang eksklusif itu Pulau Komodo, tapi eksklusif modelnya seperti apa belum dijelaskan," jelasnya.
Pulau Komodo Akan Seperti Destinasi Wisata di Afrika
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan Pulau Komodo di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan dikemas menjadi destinasi eksklusif. Kata dia, Pulau Komodo akan disulap seperti destinasi wisata di Afrika. Terbaru, di sana juga akan dibangun sebuah pusat penelitian.
"Kita tinggal koordinasikan, kita lihat perusahaan yang mengelola itu. Harusnya perusahaan yang bonafide. Baik itu perusahaan luar atau dalam," tuturnya.
Sebagai warisan dunia, berwisata ke Pulau Komodo nantinya akan merogoh kocek yang cukup dalam. Tetapi, penerimaan tiket akan diputar kembali untuk pengelolaan Taman Komodo, juga untuk kesejahteraan warga sekitar.
"Itu seperti Safari di Kenya, orang datang saja bisa USD 3.500 per malam. Ini sekaligus untuk melindungi agar warga sejahtera dan daerah sekitar kawasan," ujarnya.
Menko Luhut pun memberi sinyal, bahwa telah ada sejumlah investor yang siap masuk ke Pulau Komodo. "Saya berharap tahun depan sudah masuk, entah itu kuartal I, kuartal II. Banyak kok yang masuk, kita belum ngomong saja," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaIntrepid di Bali mengoperasionalkan 10 paket perjalanan wisata keliling Indonesia.
Baca SelengkapnyaKendaraan pribadi cukup banyak memakan biaya baik sebelum maupun saat melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Singgih mengaku telah mengumpulkan para pelaku pariwisata agar memberikan pelayanan terbaik bagi para pengunjung dengan menerapkan harga sesuai standar.
Baca SelengkapnyaLabuan Bajo menjadi destinasi utama bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam di sekitar Pulau Komodo.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog lepas peserta mudik gratis dengan destinasi tujuan ke tujuh kota.
Baca SelengkapnyaBabak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, Reza Alwi Mufti atau yang biasa dikenal Dekjaw menceritakan perjalanan mudik menuju kampung halamannya di Aceh.
Baca SelengkapnyaPeluncuran program pungutan wisatawan asing untuk pelindungan kebudayaan dan lingkungan alam Bali
Baca Selengkapnya