Mengenal Chairal Tanjung, Komisaris Garuda Indonesia yang Baru Ditunjuk Erick Thohir
Merdeka.com - PT Garuda Indonesia (Persero) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hasilnya, Irfan Setiaputra ditetapkan menjadi Dirut Garuda Indonesia menggantikan Ari Ashkara.
Selain mengubah susunan direksi, RUPSLB Garuda Indonesia ini juga merombak susunan komisaris. Terdapat nama-nama baru dalam susunan komisaris ini, salah satunya Chairal Tanjung.
Mengutip laman CT Corp, Chairal Tanjung merupakan adik dari pemilik CT Corp Chairul Tanjung (CT). Lahir di Jakarta tahun 1966, Chairal Tanjung diangkat jadi direktur CT Corp tahun 2020.
Chairal memulai karir profesionalnya dari 1987 sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BKPK). Kemudian pada tahun 1992, Chairal Tanjung mulai bergabung ke CT Corp sebagai manajer keuangan.
Tak hanya itu, Chairal saat ini juga aktif sebagai manajemen di sejumlah perusahaan di bawah CT Corp. Perusahaan tersebut adalah PT Asuransi Umum Mega, PT Asuransi Jiwa Megalife, PT Mega Central Finance, PT Mega Auto Finance dan PT Trans Studio.
Chairal merupakan lulusan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 1987. Dia memperoleh gelar di bidang Ekonomi pada tahun 1997 dari Universitas Indonesia dan menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 2006, juga dari Universitas Indonesia.
Angkat Yenny Wahid
Menteri BUMN, Erick Thohir menilai Yenny Wahid yang masuk dalam jajaran komisaris baru Garuda Indonesia sebagai figur perempuan yang mumpuni.
"Khusus untuk Ibu Yenny Wahid, figur perempuan yang sangat mumpuni," ujar Erick Thohir dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (22/1).
Erick mengatakan bahwa Yenny Wahid merupakan komisaris independen dan perwakilan publik yang dapat dipercaya.
Politisi Yenny Wahid ditetapkan sebagai Komisaris Independen baru Garuda Indonesia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (22/1).
Yenny Wahid merupakan putri almarhum Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid dan dikenal juga sebagai politisi. Yenny menjabat sebagai direktur Wahid Institute dan hingga kini dia menduduki jabatan tersebut.
Semasa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang komunikasi politik.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick menyebut hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.
Baca SelengkapnyaPembubaran terhadap tujuh perusahaan BUMN tersebut lantaran secara bisnis sudah tidak mampu lagi bersaing.
Baca SelengkapnyaErick menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Erick Thohir menyebut, pelaporan dua Dapen ke Kejagung tersebut terkait dengan persoalan korupsi.
Baca SelengkapnyaBRI kembali menghadirkan Pesta Rakyat Simpedes (PRS) yang dipersembahkan oleh Tabungan BRI Simpedes pada 26-27 Agustus 2023 di Taman Candra Wilwatika, Pandaan.
Baca SelengkapnyaKelima tersangka tersebut terdiri atas tiga orang pihak swasta dan dua orang mantan direktur di PT Timah Tbk
Baca SelengkapnyaPT Dirgantara Indonesia (PTDI) menunggak pembayaran gaji karyawan.
Baca SelengkapnyaUsulan Penyertaan Modal Negara ini untuk menjamin keberlanjutan program yang digarap perusahaan BUMN.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Erick menyebut ada 8, namun kemudian dia meralatnya dengan menyebut ada 6 BUMN.
Baca Selengkapnya