Mendag Lutfi Ingin RI Jadi Pengekspor Barang Industri Berteknologi Tinggi
Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi tengah mengupayakan agar Indonesia bisa menjadi pengeskpor barang industri berteknologi tinggi. Sehingga ke depan tidak lagi Indonesia dicap hanya sebagai pengekspor barang mentah dan setengah jadi.
"Oleh sebab itu perlu kecanggihan dalam ekspor kita," katanya dalam diskusi Akselerasi Pemulihan Ekonomi, secara virtual, Selasa (26/1).
Dia mengatakan, dalam perdagangan yang bakal menopang produk domestik bruto atau PDB di Tanah Air adalah konsumsi, ekspor dan impor. Sehingga penting agar konsumsi diperbaiki dengan mengasih kepercayaan terhadap pasar, agar industri dan investasi bisa berjalan.
"Sekarang ekspor kita yang akan jadi tren kita dari tadinya barang setengah jadi mengekspor barang industri dan industri berteknologi tinggi. Untuk itu kita perlu buka untraditional market," jelas dia.
Dia mengaku senang, kerjasama perdagangan internasional di Indonesia sudah semakin meningkat. Menurutnya, dengan banyaknya kerjasama dagang dengan negara-negara lain bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa ekspor.
"Waktu saya jadi mendag dulu kita cuma punya CEPA dengan Jepang, punya skema Asian dan preferensial trade agreement sama Pakistan. Hari ini kita punya sama Australia, EFTA dengan Swiss, Norway, Islandia," jelas dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaPabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaArifin juga angkat suara terkait wacana Kementerian Perindustrian yang akan membatasi penggunaan kendaraan listrik yang menggunakan baterai berbasis LFP.
Baca Selengkapnya