Kurangi Emisi Gas Buang, Pabrik Pupuk Terapkan Teknologi Asal Italia
Merdeka.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menciptakan sistem Low Pressure Ammonia Absorber di Seksi Recovery Urea Pabrik 4. Teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan emisi gas amoniak.
Melalui inovasi ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi energi Urea, serta menurunkan emisi gas buang di Pabrik 4.
"Kualitas udara di lingkungan tempat kerja dan penduduk sekitar juga meningkat. Bahkan dari inovasi ini, margin dari penjualan produk Urea juga turut meningkat," ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi dikutip Kamis (30/9).
Inovasi ini juga telah dilaporkan secara resmi kepada pemilik lisensor teknologi Urea Snamprogetti dari Italia. Sebagai salah satu modifikasi ammonia recovery yang berhasil, peluang teknologi yang sama untuk diterapkan di perusahaan lain di dunia sangat besar.
"Pupuk Kaltim telah menjadi perusahaan yang dijadikan tempat studi dan benchmarking pengoperasian pabrik dari perusahaan luar negeri, salah satunya perusahaan Amoniak dan Urea dari Uzbekistan, Navoizayot Fertilizer, yang mempelajari khusus mengenai LP Ammonia Absorber," terang Rahmad Pribadi.
Selanjutnya
Teknologi yang diterapkan Pupuk Kaltim baru-baru ini juga diganjar Penghargaan Subroto 2021 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI. Pupuk Kaltim meraih penghargaan bidang efisiensi energi, kategori Manajemen Energi di Gedung dan Industri-Inovasi Khusus.
Penghargaan ini merupakan keempat kalinya diraih Pupuk Kaltim sejak 2017-2019 dan 2021, yang diberikan oleh Kementerian ESDM RI atas kinerja yang sangat baik dalam memajukan sektor ESDM di Indonesia.
"Penghargaan Subroto menjadi semangat kami untuk terus melakukan inovasi di bidang efisiensi energi secara berkelanjutan, khususnya pada proses produksi dan operasional Perusahaan," ujar Rahmad.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaPolusi udara tinggi bisa membuat banyak kotoran tersaring di hidung dan menjadi upil.
Baca SelengkapnyaPetani di NTT bisa mendapat pupuk bersubsidi dengan lebih baik dari sisi jumlah, murah dan cepat
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Volume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.
Baca SelengkapnyaDijelaskan Wisnu, pelanggan merupakan salah satu faktor penting terhadap penjualan Pupuk Kaltim, sehingga pelayanan yang diberikan pun terus dimaksimalkan.
Baca SelengkapnyaSetelah menurunkan Pertalite sebanyak 1.800 liter, pelaku menerima uang sebesar Rp14 juta.
Baca SelengkapnyaAlat ini berukuran sebesar koper dan hemat daya listrik.
Baca SelengkapnyaDia mendorong perusda merespon transformasi itu untuk masuk ke bisnis kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca Selengkapnya