Krisis SPBG DKI Terjadi Sejak Maret, Sopir Bajaj Cari BBG Hingga ke Bekasi
Merdeka.com - Sopir bajaj di Ibu Kota tengah kesulitan membeli bahan bakar gas (BBG). Sebab banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di DKI Jakarta tutup karena bangkrut. Salah satu sopir tersebut bernama Ade.
Ade mengeluhkan BBG sulit dicari sudah hampir 6 bulan terakhir ini. Padahal, ketersediaan BBG sangat penting untuk menunjang operasional sehari-hari para pengemudi bajaj.
"(BBG sulit dicari) sejak sebelum pilpres (April) kemarin," kata Ade saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (28/9).
Ade mengungkapkan, bahkan SPBG langganan dirinya di daerah Pesing, Jakarta Barat kini sudah tutup total. Sementara di daerah lainnya ada yang masih beroperasi namun tidak setiap hari.
"Yang tutup di Pesing sampai sekarang belum buka. Yang di Jalan Perintis juga kadang buka kadang tutup," ungkapnya.
Bahkan, kata Ade, dirinya bersama kawan-kawan sesama sopir bajaj lainnya pernah mencari SPBG hingga ke daerah Bekasi. "Waktu Pesing, Perintis, Kawasan Pulogadung tutup kita ngisi gas sampai ke Pondok Ungu Bekasi," keluhanya.
Saat ini, kata dia, para sopir bajaj terutama yang beroperasi di kawasan Jakarta Pusat menggantungkan harapannya pada SPBG di daerah Monas. "Di Monas (ngisi BBG sekarang)," ujarnya.
Dia berharap pemerintah provinsi (Pemprov) DKI dapat segera menambah jumlah SPBG agar mereka tidak kesulitan mencari tempat mengisi bahan bakar. "Ditambah SPBG nya biar sopir bajaj itu tidak susah ngisi BBG," harapnya.
SPBG Banyak Bangkrut, 13.000 Bajaj Kesulitan Mendapatkan Pasokan Gas
Sebelumnya, Sekretaris Koperasi Bajaj Jaya Mandiri, Roby Parulian menyebut bahwa sekitar 12.000 bajaj kesulitan mendapat pasokan BBG di Jakarta karena SPBG yang bangkrut atau hanya mau melayani konsumen industri.
Dia menyebutkan dari total 45 SPBG yang berdiri pada 2016, kini tersisa 23 unit SPBG yang beroperasi meski pada awal 2019 tercatat masih ada 32 unit yang beroperasi.
Dari 23 SPBG yang masih beroperasi, yang bisa melayani kami itu cuma 15 SPBG. Bahkan di Jakarta Utara saja tidak ada SPBG sehingga pasokannya sangat terbatas," katanya.
Sebagai angkutan umum, Roby menilai kondisi tersebut sangat membatasi ruang gerak mereka. Koperasi Bajaj Jaya Mandiri mengoperasikan sekitar 2.500 bajaj BBG di DKI Jakarta.
Diskriminasi SPBG yang enggan menjual pasokan BBG ke bajaj juga masih cukup banyak ditemui. Di sejumlah lokasi, lanjut Roby, SPBG tidak menerima pengisian BBG bajaj karena harganya yang lebih murah dari BBG untuk industri.
Harga BBG untuk untuk industri berkisar Rp 5.000 per kiloliter setara premium (KLSP), sementara bajaj dikenakan Rp 3.100 per KLSP.
"Kami berharap di SPBG ada gas. Kami juga berharap pemerintah konsisten untuk menerapkan bahwa semua angkutan umum harus pakai gas," katanya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengecek SPBU dan agen elpiji untuk memastikan pasokan BBM dan gas untuk masyarakat aman
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca SelengkapnyaSebanyak 500 keluarga menjadi korban banjir di Bekasi
Baca SelengkapnyaJaksa menjemput paksa Soni Petrus, terpidana korupsi pengadaan alat berat pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekas. Dia langsung dijebloskan ke penjara.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaIndonesia butuh dana antara Rp69-75 triliun untuk membeli sejumlah komoditas energi.
Baca SelengkapnyaSelain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya