Komunikasi tim transisi Jokowi-JK dengan menteri SBY memburuk

Merdeka.com - Belum genap dua minggu umur pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan presiden terpilih Joko Widodo di Bali. Namun, komunikasi tim transisi Jokowi-JK dengan menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II sudah memburuk.

Anggota Tim Transisi yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa diawal pihaknya bisa berkomunikasi langsung dengan Kementerian PPN/Bappenas membahas teknis perubahan APBN 2015. Namun, di pertengahan jalan, komunikasi dialihkan ke tingkat Kementerian Koordinator Perekonomian. "Komunikasi tidak lancar," katanya pada merdeka.com. Kamis (4/9).

Bahkan, dia menambahkan, Sekretariat Kabinet mengeluarkan surat edaran untuk jajaran anggota KIB II agar menghentikan komunikasi informal dengan tim transisi Jokowi-JK. Situasi ini membuat tim transisi pasrah jika gagal memasukkan program-program unggulan Jokowi-JK dalam APBN 2015. "Kami mengikuti apa maunya pemerintah saat ini, apa maunya," gerutunya.

Namun, dia menegaskan, Jokowi-JK setelah dilantik menjadi presiden dan wakil presiden bakal langsung mengajukan revisi APBN 2015. Dia yakin, proposal revisi anggaran keuangan negara itu akan diterima oleh DPR lantaran bakal ada dua partai politik membelot dari koalisi merah putih untuk bergabung ke koalisi Indonesia hebat.

"Saat ini kami belum bisa apa-apa, makanya fraksi di DPR, tidak ngotot masukan usulan dalam RAPBN 2015. Tapi nanti, kami optimistis ada tambahan koalisi sampai 51 persen di DPR, setelah didukung PPP dan PAN," katanya.

Saat kampanye pilpres, Jokowi-JK menjanjikan sembilan agenda prioritas yang disebut Nawa Cita. Program tersebut diyakini mampu membawa Indonesia lebih berdaulat politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Dua program unggulan Jokowi adalah Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.