Industri furnitur terus diguncang isu pembalakan liar

Merdeka.com - Industri furnitur dan kerajinan Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu industri yang strategis. Salah satu alasannya lantaran sektor industri ini mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tidak kurang dari 4 juta orang. Selain itu, bahan baku lokal yang digunakan hampir 100 persen.

"Industri ini mampu bertahan dari terpaan krisis ekonomi," kata Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Taufik Gani di Jakarta, Senin (11/11).

Dari data BPS tahun 2012, industri ini memberikan kontribusi terhadap perolehan devisa negara sebesar USD 2,6 miliar. USD 1,8 miliar dari sektor furnitur dan USD 800 juta dari sektor kerajinan.

Sayangnya, industri furnitur dan kerajinan Indonesia kerap disangkutpautkan dengan aksi pembalakan liar atau yang lebih dikenal dengan ilegal logging. Asmindo mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

Pihaknya mendukung kebijakan pemerintah soal ekspor produk furnitur kayu yang harus dilengkapi dokumen V-legal atau dokumen yang menyatakan bahwa produk kehutanan yang diekspor menggunakan bahan kayu legal.

Pihaknya mengupayakan melalui beragam cara. Salah satunya melalui gelaran Internasional Furniture & Craft Fair Indonesia atau IFFINA 2014. Pameran ini merupakan pameran ke 7 kalinya sejak pertama dilakukan tahun 2008 silam.

Taufik Gani menuturkan, penyelenggaraan IFFINA 2014 akan mengangkat konsep green, dengan membangun hutan di tengah kota. Para exhibitors dan buyers akan disuguhkan suasana hutan hijau di tengah padatnya aktivitas kota.

"Ini bentuk kepedulian Asmindo terhadap pelestarian lingkungan di tengah maraknya illegal logging yang selalu digaungkan dunia internasional terhadap produk kita," ucap Taufik.