Indonesia Impor 110.000 Barel Minyak per Hari dari Kilang Terbesar Arab Saudi
Merdeka.com - Peristiwa ditembaknya kilang minyak terbesar milik Arab Saudi akibat serangan drone, Sabtu (14/9/2019) waktu setempat, mempengaruhi pasokan minyak di pasar global. Lalu bagaimana dengan pasokan untuk Indonesia?
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Djoko Siswanto, mengakui Indonesia salah satu pengimpor minyak sebanyak 110.000 barel per hari, dari kilang Abqaiq dan Khurais milik Arab Saudi yang terbakar akibat serangan drone.
"Kita kan memang impor dari sana 110.000 rata-rata per hari, tapi dikumpulin dulu," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (17/9).
Menurut Djoko, akibat serangan drone tersebut Arab Asudi menghentikan produksi minyak 5,7 juta berel per hari dari total produksi sebesar 13,6 juta barel per hari. Sementara, impor minyak Indonesia dari Arab Saudi hanya 0,8 persen dari total produksi Arab Saudi.
"Itu kan produksi kilang yang terbakar, jadi bukan untuk kilang Indonesia, karena kilang yang terbakar produksinya setop, mau ditaruh di mana kan," tuturnya.
Djoko menegaskan, Arab Saudi telah berkomitmen memasok minyak ke negara yang sudah berkontrak. Pasokan minyak dari kilang tersebut akan digantikan dari sumber lain. Di sisi lain ekspor minyak Arab Saudi ke Indonesia dilakukan dalam periode tertentu, sehingga ada waktu untuk melakukan pengumpulan minyak sesuai dengan kebutuhan.
Dengan demikian dia memperkirakan penghentian pasokan minyak dari kilang Abqaiq dan Khurais tidak menjadi masalah. "Tapi yang sudah komitmen dengan negara-negara lain yang diekspor harusnya tidak ada masalah," tandasnya
Penyerangan Kilang Minyak Belum Berdampak ke Harga BBM RI
Djoko Siswanto mengatakan, kenaikan harga minyak dunia akibat penyerangan kilang Minyak di Arab Saudi belum berpengaruh pada pembentukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurutnya, kenaikan harga minyak dunia tersebut masih dalam kondisi aman terhadap pembentukan harga BBM, sebab pemerintah memprediksi harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) di level USD 65 per barel. Sehingga masih mendekati kisaran yang diprediksi pemerintah.
Saat ini, harga minyak mengalami kenaikan ke level USD 67 per barel, dari sebelum peristiwa meledaknya kilang akibat serangan drone sekitar USD 60.
"Kemarin USD 67,10 brent, hari ini brent USD 67,83. Turun 0 koma sekian," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (17/9).
Dia melanjutkan, untuk perkiraan ICP pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2020 dipatok sebesar USD 63 per barel, besaran ICP tersebut disepakati mendekati level harga minyak mentah brent saat ini.
"APBN USD 63, tapi oke kok. Kalau ICP kan dikurangi USD 5 dari brent. 67-5= 62 kemarin kita tetapin USD 63 loh di 2020, masih oke kok," jelasnya.
Pemerintah Minta Kilang RI Dipasang Anti Drone
Djoko Siswanto mengimbau operator fasilitas pengolahan minyak (kilang) di Indonesia, untuk menggunakan alat anti pesawat tanpa awak (drone). Hal ini untuk menghindari peristiwa serangan yang terjadi pada kilang Arab Saudi terjadi di Indonesia."Kita imbau yang punya kilang minyak untuk pasang anti drone," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (17/9).Menurut Djoko, jika alat penangkal serangan drone tersebut sudah terpasang, maka jika ada drone yang tidak berizin masuk area kilang secara otomatis akan mati. "Jadi begitu drone masuk dia mati. Asik," ujarnya.Djoko berharap, kenaikan harga minyak hanya berlangsung sesaat, kemudian bisa kembali ke level normal dalam waktu dekat. Untuk saat ini kenaikan harga minyak masih mendekati prediksi pemerintah yaitu USD 63 per barel pada 2020, sehingga belum berpengaruh terhadap hara Bahan Bakar Minyak (BBM)."Belum belum masih aman mudah-mudahan kembali normal. kita kan kemarin diketok 63 sekitar itu lah," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPenampakan Banyak Air, Emas & Berlian di Perut Bumi Arab, Padahal di Permukaan Pasir & Gersang
Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaIndonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaIni Dia Empat Daerah di Indonesia Simpan Harta Karun Timah Paling Banyak
ESDM mencatat, total cadangan timah dunia sebanyak 4,74 juta ton logam pada 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan
Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaSumur Minyak Ilegal di Batanghari Jambi Meledak, Satu Orang Tewas
Korban telah dievakuasi dari Puskesmas Jangga Baru ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hamba Muara Bulian.
Baca SelengkapnyaCatat! Kemendag Jamin Harga Minyak Kita Tak Naik Hingga Lebaran 2024
Hal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca SelengkapnyaIntip Kisah Emping Khas Lebak Tembus sampai Pasar Arab Saudi, Sudah Dirintis Warga sejak 1997
Kerupuk emping melinjo di sini punya ciri khas tersendiri yakni renyah, gurih, beraroma sedap, dan menyehatkan.
Baca Selengkapnya