Indonesia dorong kesetaraan dalam kerjasama dengan Eropa
Merdeka.com - Kementerian Perindustrian membahas pelaksanaan kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) dengan delegasi Uni Eropa. Dalam dialog ini, pemerintah menegaskan tidak mau sekadar dijadikan pasar ekspor dari Benua Biru itu.
Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana menyatakan pihaknya menekan Eropa agar adil sejak awal. Jika ingin menjalankan CEPA, maka dia meminta mereka benar-benar menjadikan Indonesia mitra ekspor, bukan pemasok bahan baku industri saja.
"Yang kita inginkan kan selalu kita ini harus bisa tumbuh bersama, kalau orang mengatakan ini saling menguntungkan, tapi nyatanya bahan baku diproses di sana, lalu dikirim lagi ke sini itu kurang fair. Kita minta, perundingan ini jangan sampai kemudian membuat status quo dong. Namanya negosiasi kita minta, mereka bikin di sini, nanti sama-sama kita ekspor ke China atau ke mana," ujar Agus di kantornya, Jakarta, Kamis (2/5).
Delegasi Eropa yang diwakili Duta Besar Swiss Heinz Walker-Nederkoorn dan Dubes Norwegia Stig Traavik mengaku siap mempelajari permintaan Indonesia. Agus mengatakan, mereka meminta ada stimulus fiskal dari pemerintah supaya investasi dari Eropa dipermudah.
Kemenperin menilai permintaan seperti itu wajar, asal mereka serius membangun pabrik di Tanah Air. "Mereka bilang kita harus kasih stimulus, tapi mereka harus membuat basis produksi. Itu memang strategi yang kita kembangkan saat bicara dengan negara lebih maju," ungkap Agus.
Sesuai prinsip CEPA, harus ada proses alih teknologi. Kemenperin menilai hal itu dapat terwujud melalui pembangunan basis produksi. Sehingga tenaga kerja Indonesia menguasai teknologi-teknologi Eropa. Namun, karenanya Agus berharap pihak Eropa harus berkomitmen juga melakukan pelatihan sejak awal.
"Mereka menilainya gimana, oh tenaga kerja kamu kurang terlatih, ya sudah ajarin orangnya, panggil ekspatnya, industrinya mana. Kita harus dapat komitmen, kalau mereka mau dagang aja susah," tegasnya.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus memberi dukungan yang kuat kepada industri baja di Indonesia, termasuk melalui regulasi yang tepat.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN menilai bahwa saat ini negara-negara besar seperti China, Amerika kembali melirik emas sebagai investasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ecoports sejalan dengan Program Kementerian Perhubungan RI dalam mewujudkan Pelabuhan Berwawasan Lingkungan di Indonesia
Baca SelengkapnyaBerkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki sebuah kereta yang kehadirannya sama sekali tidak diharapkan, jika kereta tersebut keluar, berarti sedang ada hal buruk yang terjadi.
Baca SelengkapnyaDi tengah ketidakpastian ini, kebijakan di Indonesia harus lebih cepat.
Baca SelengkapnyaSaat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaKemendag mendorong pemanfaatan akses pasar jasa yang dihasilkan dari perundingan perdagangan internasional..
Baca Selengkapnya