Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ikutan tren dunia, Indonesia ingin investasi lebih ramah lingkungan

Ikutan tren dunia, Indonesia ingin investasi lebih ramah lingkungan Ilustrasi investasi. ©2012 Shutterstock/Gorilla

Merdeka.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi hijau rata-rata tumbuh 20 persen per tahun. Diperkirakan pada 2019 investasi hijau dari penanaman modal asing (PMA) mencapai USD 56 miliar dan PMDN Rp 448 triliun.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah bakal memaparkan peluang investasi hijau di hadapan investor dalam dan luar negeri. Gelaran Tropical Landscape Summit: A Global Investment Opportunity di Jakarta, 27-28 April 2015 bakal dimanfaatkan untuk menarik investor.

Beberapa CEO dunia yang dipastikan datang dan menjadi pembicara antara lain Mr. Sunny Verghese, Group MD and CEO Olam International, Mr.Gary Kotzen, Vice President of Global Sourcing, Costco Wholesale, Mr. Mark Burrows Managing Directir and Vice Chairman, Global Investment Banking, Credit Suisse, dan Mr. Stephen Rumsey, Chairman, Permian Global. Sejumlah menteri kabinet kerja juga akan mempromosikan potensi investasi ramah lingkungan di kementerian masing-masing.

Dari data BKPM, selama 5 tahun terakhir total realisasi investasi hijau sekitar 30,3 persen dari total nilai investasi atau sebesar Rp 486 triliun dari total investasi Rp 1.600 triliun. Dari realisasi tersebut, USD 26,8 miliar merupakan PMA dan Rp 139,1 triliun merupakan PMDN.

"Saat ini investasi dan perkembangan industri yang ramah lingkungan sudah menjadi tren global. Untuk itu, Indonesia akan mengambil peluang ini untuk menarik investasi hijau saat menjadi tuan rumah Tropical Landscape Summit dengan memaparkan portfolio potensi investasi hijau di Tanah Air," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/4).

Delapan sektor potensial untuk investasi hijau antara lain Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Pengusahaan tenaga panas bumi, industri pengolahan (biomassa, biofuel, komponen transportasi), pengadaan listrik dari sumber terbarukan, pengelolaan sampah dan daur ulang, dan pariwisata alam (ecotourism).

Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur hijau atau ramah lingkungan membutuhkan biaya besar. Pemerintah mengandalkan dana investor. Menteri ESDM Sudirman Said mengklaim, investasi hijau di bidang energi menjadi prioritas pemerintah. Salah satunya di pengembangan sektor energi terbarukan dan konservasi energi.

"Untuk pengembangan program energi terbarukan diperlukan anggaran yang besar yaitu 10 kali lebih besar dari APBN-P 2015 hanya Rp 1,03 triliun," kata dia.

Indonesia memiliki segudang potensi sumber daya energi terbarukan. Data Kementerian ESDM menyebutkan, potensi energi hidro yang teridentifikasi sebesar 75 gigawatt (GW), potensi surya sebesar 112 GW, bahan bakar nabati (biofuel) mencapai 32 GW, angin 0,95 GW, biomassa 32 GW, panas bumi 28,8 GW, dan laut 60 GW. Selain itu, pemerintah telah mewajibkan campuran 15 persen bahan bakar nabati (biodiesel) yang berbasis minyak sawit (CPO) untuk dicampurkan dalam solar.

"Untuk itu, Kementerian ESDM akan meminta peningkatan anggaran program EBTK untuk meningkatkan produksi dan konsumsi energi baru, agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada energi fosil, yang cadangannya terus menurun dan energi terbarukan secara bertahap bisa menggantikan minyak bumi," ucapnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?

Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.

Baca Selengkapnya
Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan
Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan

Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Ingin Kembangkan Energi Panas Bumi, Tapi Terganjal Ini
Pemerintah Ingin Kembangkan Energi Panas Bumi, Tapi Terganjal Ini

Sumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ternyata Tak Mudah Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Dia Sejumlah Hambatannya
Ternyata Tak Mudah Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Dia Sejumlah Hambatannya

Fokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Baca Selengkapnya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
Indonesia Tak Alami Deindustrialisasi, Ini Buktinya
Indonesia Tak Alami Deindustrialisasi, Ini Buktinya

Kontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.

Baca Selengkapnya
Perusahaan China Gelontorkan Investasi Nyaris Rp2 Triliun untuk Bangun Pabrik Motor Listrik di Kendal
Perusahaan China Gelontorkan Investasi Nyaris Rp2 Triliun untuk Bangun Pabrik Motor Listrik di Kendal

Diperkirakan pabrik dapat menyerap 1.500 tenaga kerja lokal.

Baca Selengkapnya
Benarkah Investasi Indonesia Dikuasai China? Cek Datanya di Sini
Benarkah Investasi Indonesia Dikuasai China? Cek Datanya di Sini

Pada 2023, Singapura menjadi sumber investasi terbesar bagi Indonesia, diikuti China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Investasi Masuk ke IKN Nusantara Ditarget Capai Rp100 Triliun di 2024
Investasi Masuk ke IKN Nusantara Ditarget Capai Rp100 Triliun di 2024

Hingga saat ini, investasi yang sudah masuk dalam pembangunan IKN Nusantara mencapai Rp47,5 triliun.

Baca Selengkapnya