IHSG terpuruk bersama VIVA
Merdeka.com - Akhir pekan ini, IHSG ditutup menurun 1,28 persen atau 65,41 pada level 5.032,60. Untuk indeks saham LQ45 juga melemah 1,65 persen atau 14,44 poin pada level 861,22.
Pelemahan terus menerjang, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Tetapi, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), yang pemiliknya terjun ke politik dengan mendukung pasangan nomor urut satu.
Tetapi, menjelang penutupan justru MNCN merangkak naik 2,93 persen atau 75,00 poin pada level 2.635,00. Sedangkan, harga saham VIVA masih terperosok, yakni turun 6,40 persen atau 16 poin pada level 234,00.
Sementara itu, pasar Asia masih menunjukkan pelemahan, pada indeks saham Nikkei 225 turun 52,43 poin atau 0,34 persen pada level 15.169. Begitu juga indeks Hang Seng turun 0,02 persen atau 5,54 poin pada level 23.233. Sedangkan, indeks saham strait time naik 0,66 persen atau 21,45 poin pada level 3290,95.
Pada pasar global masih melemah, seperti indeks saham Dow Jones turun 70,54 poin atau 0,52 persen pada level 16.915. Indeks Nasdaq turun 0,52 persen atau 22,38 poin pada level 4396,20. Dan indeks S&P turun 0,66 persen atau 100,71 poin pada level 15.114.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca SelengkapnyaTim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaSejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari hasil penghitungan cepat atau quick count.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga BBM di SPBU Vivo mengalami penurunan hari ini, Senin (1/1).
Baca SelengkapnyaIHSG berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High di level 7.435 pada perdagangan pertama di hari perdana pembukaan bursa saat Ramadan.
Baca SelengkapnyaPemerintah masih memproses divestasi saham PT Vale Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia mendominasi saham Freeport, pekerja lokal terus bertambah.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaDalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca Selengkapnya