Ekonomi Indonesia perlu optimisme dan pesimisme sekaligus
Merdeka.com - Semalam, di hadapan pengusaha, Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla memaparkan mengenai masa depan ekonomi nasional. Jusuf Kalla membeberkan persoalan-persoalan yang melanda dan bakal jadi tantangan dalam pembangunan ekonomi.
Ada yang memandang pesimis pembangunan ekonomi nasional, ada pula yang masih optimis. JK melihat keduanya perlu beriringan.
"Ekonomi Indonesia perlu optimisme dan pesimis sekaligus. Kalau dinyatakan susah tapi mudah juga," ujar Jusuf Kalla di Jakarta, semalam.
Di hadapan pengusaha, JK membeberkan persoalan yang dihadapi dalam konteks pembangunan ekonomi. Mulai dari kondisi yang serba defisit. Mulai dari defisit anggaran pendapatan dan belanja negara sampai defisit neraca perdagangan yang disebabkan karena terlalu bergantung pada impor minyak untuk kebutuhan subsidi kendaraan bermotor.
"Kita terlalu banyak impor bahan bakar dan dijual dengan harga murah, sehingga kita mensubsidi Anda semua yang punya mobil Rp 1,2 triliun per hari," katanya.
Belum lagi masalah pembangunan nasional, termasuk infrastruktur yang masih berjalan lambat. Salah satunya karena persoalan pendanaan yang tersandera belanja rutin pemerintah. Untuk itu, JK secara tegas menyatakan menyetop pembangunan gedung pemerintahan yang tidak perlu.
"Untuk pembangunan kita masih berat karena kita masih kekurangan biaya karena perjalanan dinas, membangun kantor yang tidak perlu kita hentikan," tegasnya.
Diakuinya, banyak persoalan ekonomi yang harus diselesaikan. Semua harus menjadi prioritas dan dikerjakan secara bersamaan.
"Semua sudah prioritas, listrik prioritas, jalan prioritas, tidak ada yang tidak prioritas. Prioritas semua, semua sama pentingnya. Mengerjakan ekonomi tergantung besarnya budget dan cepatnya kebijakan serta tanggung jawab," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaNurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi mengimbau untuk tetap berhati-hati terhadap ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca Selengkapnya