BKPM: Perusahaan energi terbarukan China minta investasi Rp 29,1 T
Merdeka.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku telah berhasil mengidentifikasi minat investasi dari Tiongkok senilai USD 2,16 miliar atau sekitar Rp 29,1 triliun. Nilai tersebut diperoleh dari 4 perusahaan dalam pengembangan energi baru dan terbarukan.
Investasi tersebut yaitu pengolahan dari batubara menjadi methanol dengan investasi sebesar USD 1,5 miliar, fasilitas pengolahan sampah menjadi energi sebesar USD 150 juta, kemudian dua perusahaan produksi panel solar dengan nilai investasi masing-masing USD 150 juta dan USD 360 juta.
Dalam kunjungan Kepala BKPM Franky Sibarani ke Tiongkok mengatakan salah satu hasil dari pertemuan yang dilakukan dengan perusahaan Tiongkok di bidang energi terbarukan pihaknya mengantongi minat investasi senilai USD 2,16 miliar.
"Mereka sudah melakukan komunikasi dengan mitra lokal di Indonesia, kami akan dorong minat investasi tersebut agar segera direalisasikan," ujar dia dalam keterangan resmi, Jakarta, Minggu (17/1).
Menurut Franky, BKPM akan melakukan komunikasi intensif dengan investor terkait untuk mendorong investor agar memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam. "Dari nilai minat investasi yang disampaikan, mereka dapat memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam sehingga dapat segera mulai melakukan proses konstruksi," kata dia.
Selain pemanfaatan layanan izin 3 jam, kata dia, BKPM bakal memberikan insentif investasi yang dapat diberikan kepada investor yang memenuhi kriteria. Diantaranya adalah investor Tiongkok yang bergerak di bidang pengolahan batubara menjadi methanol.
"Proyek ini memiliki potensi besar untuk mendapatkan tax holiday mengingat sebagai industri pioneer dan strategis, yang dapat menghemat impor bahan baku methanol setiap tahunnya," jelas dia.
Untuk investor pengolahan produksi batubara menjadi methanol telah melakukan komunikasi bersama mitra lokal telah merencanakan proyek bersama dengan nilai rencana investasi sebesar USD 1,5 milyar yang akan memproduksi 1.1 juta ton methanol per tahun, dimana produk methanol yang mereka hasilkan akan dibeli oleh PT. Pertamina (sebagai off-taker), dan rencananya fase konstruksi tahap pertama dimulai pada kuartal ke-3 tahun 2016.
Sedangkan, untuk investor yang berminat membangun produksi panel solar juga berencana pilot project terlebih dahulu sebelum kemudian membangun fasilitas untuk produksi komersial. Perusahaan berencana untuk membangun komponen solar panel yaitu Silicon Wafers dan Polycrystalline Silicon, yang mana teknologi pembuatan komponen tersebut tidak banyak dimiliki oleh perusahaan di Tiongkok.
"Selanjutnya dalam waktu dekat, mengingat saat ini masih minimnya industri pembuatan komponen solar panel di Indonesia, maka BKPM akan menyampaikan kepada Bapak Presiden untuk mendorong pembangunan industri komponen solar panel tersebut di Indonesia," pungkas dia.
Untuk diketahui, BKPM pada 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.
Tiongkok merupakan salah satu negara prioritas BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris. Selain 10 negara prioritas tersebut pada tahun 2016, BKPM menambahkan 9 negara sebagai prioritas pemasaran investasi di antaranya Hong Kong, India, Thailand, Vietnam, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan Rusia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan mitra penting China dalam bersama-sama membangun dan berkontribusi terhadap target NZE 2060 di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.
Baca SelengkapnyaKementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun.
Baca SelengkapnyaAdapun sepanjang Januari - Desember 2023, realisasi investasi telah mencapai Rp1.418,9 triliun atau melebihi target 101,3 persen dari target.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaDia mendorong perusda merespon transformasi itu untuk masuk ke bisnis kendaraan listrik.
Baca Selengkapnya