Belajar redenominasi dari Turki
Merdeka.com - Turki merupakan salah satu negara yang mulus menerapkan redenominasi. Negara yang secara geografis berada di antara Benua Asia dan Eropa itu sejak 2005 secara bertahap menghapus tiga nol dari mata uang mereka, Lira.
Di Indonesia, wacana redenominasi masih mengundang sedikit kekhawatiran masyarakat. Pasalnya, sebagian warga mengira penghapusan nol sama dengan pengurangan nilai mata uang atau sanering.
Perwakilan Kamar Dagang dan Industri Turki (TUSKON) Osman Hakan Cepken menilai kekhawatiran itu wajar. Banyak warga biasa di Turki, termasuk pengusaha seperti dirinya, awalnya tidak terlalu paham apa maksud redenominasi.
Menurut pengakuan Osman, pemerintah Turki membuat kebijakan penamaan mata uang yang berbeda sebagai cara penyesuaian bagi masyarakat. Awal kebijakan itu berlaku, muncul Nish Turkiye Lira sebagai pendamping Lira yang sudah dikenal warga. Selang tiga tahun, Nish menjadi mata uang utama.
"Tiga tahun berikutnya, Nish kembali diganti dan mata uang kami kembali menjadi Lira. Tapi tiga nol sudah dihapus, sehingga masyarakat terbiasa," ujarnya kepada merdeka.com selepas diskusi delegasi bisnis Turki-Indonesia di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (19/2).
Selain itu, dia menyebut kunci sukses transisi penghapusan nol di negaranya adalah pasokan pecahan kecil sen dari bank sentral. Kesulitan lazim selepas redenominasi adalah tren pembulatan harga ke atas yang malah menaikkan harga barang.
Osman menyatakan untuk menghindari kecurangan pengusaha ritel seperti itu, masyarakat memang harus dibiasakan belanja dengan pecahan sen, mulai dari nominal 1, 5, sampai 10. Di Turki, pecahan sen yang nilainya di bawah Lira disebut Kurdush.
"Memang rumit, tapi setelah beberapa saat masyarakat Turki terbiasa. Karena itu sirkulasi sen di pasaran sangat penting buat menyukseskan redenominasi," ungkapnya.
Dari pengakuan pengusaha yang kerap mengekspor transformator listrik ke Eropa Barat itu, redenominasi sangat menguntungkan pelaku usaha di Turki. Ketika berbisnis dengan warga Eropa atau Amerika, mereka mudah memahami nominal transaksi meski dalam Lira sekalipun.
"Secara umum redenominasi efektif membantu pengusaha seperti saya. Laporan keuangan lebih ringkas, inflasi negara kami lebih rendah, negara Barat juga memahami nominal uang kami," tegasnya.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ayat seribu dinar memiliki banyak keistimewaan. Amalkan bacannya setiap hari.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPria tersebut berinisiatif untuk melakukan patungan demi membantu salah seorang temannya yang sedang kesulitan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPemilu merupakan penerapan nyata dari kehendak rakyat untuk menjalankan negara secara demokratis.
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca Selengkapnya