Bandara Kualanamu Dikelola Asing, Pekerja India Bakal Tempati Posisi Penting
Merdeka.com - PT Angkasa Pura II (Persero) bersama GMR Airports Consortium asal India akan melakukan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu di Sumatera Utara secara bertahap.
Dalam tahap ini, Direktur Angkasa Pura Aviasi Haris mengatakan, dirinya banyak mendapat pertanyaan apakah tenaga kerja asing, khususnya dari India akan ramai-ramai masuk ke Kualanamu.
Dia menjamin posisi seluruh tenaga kerja lokal di bandara tersebut akan aman. "Jadi kami jaminkan bahwa kemitraan strategis ini semua tenaga eksisting akan kita pakai semua, jadi tidak ada yang dikesampingkan," tegas Haris di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (31/12).
Haris pun tidak menampik GMR Airports Consortium akan turut memboyong sejumlah tenaga kerja asing asal India. Tapi, itu hanya untuk posisi penting saja dan tidak banyak.
"Terus yang kedua jadi GMR ini hanya menempatkan (tenaga asing) di key level position saja, jadi kurang lebih ada 8-10 orang saja," ujar dia.
GMR Airports Consortium dan Angkasa Pura II disebutnya telah melihat potensi besar agar bisa memanfaatkan potensi lokal yang ada di sekitar pada pengembangan Bandara Kualanamu.
"Jadi tidak ada boyongan ratusan tenaga kerja asing, tidak ada. Mereka hanya menempatkan (sosok-sosok di) key level position saja," pungkas Haris.
Bandara Kualanamu Dikelola Perusahaan India, Apa Keuntungan untuk Indonesia?
Perusahaan asal India GMR Airports terpilih sebagai mitra strategis pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara. Pengembangan dilakukan dengan skema kemitraan strategis berjangka waktu 25 tahun dengan nilai kerja sama sekitar USD6 miliar, termasuk investasi dari mitra strategis sedikitnya Rp15 triliun.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga memastikan, bahwa banyak keuntungan didapatkan Angkasa Pura II dengan dikelolanya Bandara Kualanamu oleh GMR Airport. Pertama Perseroan akan mendapatkan mendapatkan dana sebesar Rp1,58 triliun dari GMR.
Kemudian keuntungan kedua akan ada pembangunan dan pengembangan Kualanamu sebesar Rp56 triliun. Adapun tahap pertama akan diberikan perusahaan asal India itu sebesar Rp3 triliun.
"Ini namanya AP tidak perlu mengeluarkan uang sebesar Rp58 triliun untuk pengembangan Kualanamu tapi ditanggung oleh partnernya," kata Arya di Jakarta, Jumat (26/11).
Arya menambahkan, dana sebesar Rp1,58 triliun diberikan GMR Airport bisa dipakai oleh AP II untuk pengembangan dan pembangunan bandara baru di Indonesia. "Ini namanya memberdayakan aset tanpa kehilangan aset, bahkan asetnya membesar berkali-kali lipat," terang Arya.
Di samping itu, Arya juga meluruskan bahwa pengelolaan ini tidak ada kaitannya dengan penjualan aset. Dia memastikan aset Bandara Kualanamu tetap milik AP II bukan dijual kepada GMR Airport.
"Jadi keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset," tegas Arya.
Sebagai informasi, skema kemitraan strategis ini akan menggabungkan sumber daya yang dimiliki AP II dan mitra strategis. Sehingga dapat mengakselerasi pengembangan Bandara Internasional Kualanamu untuk menjadi hub dan pintu gerbang utama internasional serta kawasan bisnis di wilayah barat Indonesia.
AP II tetap menguasai mayoritas 51 persen saham di PT Angkasa Pura Aviasi. Sementara GMR Airports Consortium sebesar 49 persen.
Sebelummya, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, bahwa kemitraan strategis antara AP II dan mitra global akan mempercepat pengembangan dan peningkatan daya saing Bandara Internasional Kualanamu di ASEAN, sejalan dengan tujuan Bandara Internasional Kualanamu menjadi hub internasional.
Kemitraan strategis antara AP II dan mitra global dapat memperkuat struktur permodalan serta memperkuat penerapan best practice global dalam pengelolaan dan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu. Adapun aset yang ada saat ini, serta hasil pengembangan aset kedepannya atas kerjasama ini akan sepenuhnya dimiliki 100 persen oleh AP II.
"Keberhasilan dalam kerjasama ini menjadi signaling positif untuk iklim investasi indonesia khususnya pada sektor transportasi udara. Selain itu diharapkan dengan terlaksananya kerjasama ini, dapat membuka jalan bagi Foreign Direct Investment (FDI) lainnya masuk ke Indonesia," ujar Tiko sapaan akrabnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketum PDIP Megawati juga menolak keras pembangunan bandara baru di Bali tersebut
Baca SelengkapnyaPenetapan Bandar Udara Internasional dapat memperkuat sektor penerbangan nasional.
Baca SelengkapnyaSelama ini bandara internasional hanya melayani penerbangan internasional ke beberapa negara tertentu saja dan bukan merupakan penerbangan jarak jauh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Bali, Kaesang juga membagikan kaus Pecinta Belimbing Sayur saat Kampanye
Baca SelengkapnyaKedua BUMN pengelola bandara itu resmi menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.
Baca SelengkapnyaSaat ini, proyek masih menunggu penyelesaian studi kelayakan yang dilaksanakan oleh perusahaan asal Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaBandara IKN punya luas terminal 7.350 m2 dan luas area bandara 347 ha.
Baca SelengkapnyaAPJAPI meminta kepada segenap pengelola bandara untuk menyediakan saluran pengaduan penumpang
Baca SelengkapnyaJumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 6 persen dari jumlah pelayanan penumpang di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaLima fakta Masjid Istiqlal yang tidak banyak orang tahu
Baca Selengkapnya