Ajukan APBN Perubahan 2020, Pemerintah Hadapi Tantangan Berat di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Pemerintah telah mengajukan perubahan APBN 2020 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di tengah pandemi Covid-19. Pendapatan negara dipatok turun jadi Rp1.760,9 triliun, sedangkan belanja negara naik menjadi Rp2.613,8 triliun.
Badan Anggaran DPR (Banggar DPR) mencatat, dengan berubahnya desain APBN 2020, maka tantangan yang dihadapi pemerintah dan otoritas keuangan akan semakin berat.
Contohnya saja, pemerintah harus bisa memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan mengandalkan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp654,5 triliun. Hal ini menjadi langkah pilihan karena ruang fiskal pemerintah minim.
"Tidak banyak yang bisa dikerjakan pemerintah dalam 'utak atik' APBN. Selain banyak belanja yang sifatnya mandatory karena perintah UUD 1945 dan undang undang, seperti anggaran pendidikan 20 persen, anggaran kesehatan 5 persen, dan dana desa 10 persen, juga masih terdapat belanja rutin yang utak atiknya tidak longgar," kata Ketua Banggar DPR, MH Said Abdullah melalui keterangan resmi, Senin (11/5).
Tantangan lainnya ialah minat investor di tengah pandemi Corona yang menjadi tumpuan bagi penjualan SBN. Di saat harapan akan minat investor tinggi, kenyataannya hingga 3 April tercatat investor non residen melepas SBN senilai Rp135,1 triliun.
Tantangan Selanjutnya
Lalu, alokasi anggaran penanganan Corona berpotensi bertambah jika pandemi ini tidak kunjung usai. Kebutuhan pembiayaan akan semakin melebar, apalagi penerimaan pajak dan sumber daya alam berpotensi turun.
"Lalu, kemampuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak memiliki anggaran yang memadai. Karenanya, melalui Perppu No 1 tahun 2020 pemerintah memberi antisipasi dengan dukungan pinjaman dari pemerintah dan Bank Indonesia. Artinya, kebutuhan pembiayaan untuk support LPS makin besar," lanjut Said.
Tantangan lainnya adalah kecukupan modal bagi Bank Indonesia. Saat ini, Bank Indonesia ditugaskan menjadi lender last resort untuk pembelian SBN, pinjaman dan likuiditas jangka pendek kepada perbankan dan membeli repo surat berharga yang dimiliki oleh LPS, sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020.
"Akibatnya, Bank Indonesia harus mampu memenuhi kecukupan modal, namun tidak serta merta bisa menggunakan cadangan devisa semuanya untuk memenuhi hal ini," tutup Said.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaAnggaran bansos tahun 2024 sudah sesuai keputusan yang telah disepakati dalam pengesahan APBN 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini masih terdapat sejumlah instansi pemerintah yang belum menyelesaikan usulan formasi jumlah CPNS maupun PPPK.
Baca SelengkapnyaAHY pun mengingatkan amanah yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pekerjaan Kementerian ATR/BPN.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Baca SelengkapnyaGibran enggan mengomentari diangkatnya AHY menggantikan Hadi Tjahjanto.
Baca SelengkapnyaSikap tegas mendorong hak angket di DPR agar pelaksanaan pemilu serentak pada 14 Febuari lalu dapat terang benderang.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja terbagi menjadi dua alokasi, pertama untuk pembayaran gaji dan tunjangan PNS sebesar Rp10,3 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.
Baca Selengkapnya