4 Tips Kelola Uang di Tengah Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 membuat Indonesia masuk ke jurang resesi ekonomi di kuartal III-2020. Kondisi ini tentu mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Pandemi mengubah begitu banyak tujuan finansial dan kebiasaan dari begitu banyak orang.
Keadaan ekonomi yang sempat membaik, sekarang pun nampaknya kembali terpuruk dengan jutaan orang masih mengalami PHK dari perusahaannya.
Di saat yang bersamaan pun, angka kasus baru di beberapa negara masih terus meningkat, tidak terkecuali di Indonesia sendiri.
Begitu banyak ketidakpastian finansial yang menimpa banyak pihak, oleh karena itu berikut ini adalah 4 saran keuangan dari ahli finansial terhadap kliennya di tahun 2020, seperti melansir CNBC:
1. Tentukan Tujuan
Ken Thompson, kepala dari TD Bank, menyatakan bahwa walaupun tahun 2020 menghadirkan begitu banyak ketidakpastian kepada semua orang, tetap penting untuk seseorang terus memikirkan rencana 10- 15 tahun ke depan.
Dirinya menyarankan untuk jangan pernah berhenti memikirkan rencana-rencana tersebut, selama masih belum berubah maka terus fokuskan tabungan finansial kepada tujuan akhir tersebut.
"Kita memang berada di kondisi roller coaster sekarang. Tetapi realita sebenarnya kita mungkin juga pernah melewati masa-masa sulit lainnya."
Bukan sesuatu yang aneh untuk seseorang perlu memikirkan ulang arah tujuan atau mimpi kehidupannya. Thompson menyarankan bahwa saat ini seseorang perlu melakukan sesuatu yang bisa membuat pikirannya tenang. Dirinya juga menambahkan untuk prioritaskan hal yang membuat kamu nyaman terlebih dahulu.
2. Fokus Kepada Hal yang Bisa di Kontrol
Sarah Behr, seorang perencana finansial dan pemilik dari Simply Financial Planning, menyarankan untuk mengotomatisasi semua pembayaran-pembayaran tagihan seperti biaya sewa, KPR dan lain-lain jika memungkinkan. Karena dengan begitu, Anda tidak perlu pusing-pusing lagi, karena tagihan-tagihan tersebut sudah terbayar secara otomatis.
Behr juga menyatakan bahwa penting untuk seseorang memikirkan rencana "akhir kehidupan".
"Seseorang harus mempunyai surat warisan, surat kuasa keuangan dan arah keuangan kesehatan yang jelas," ujar Behr. "Hal ini perlu dipikirkan, entah itu kalau misalnya kamu hanya tinggal dengan seorang kucing, atau tinggal dengan sebuah keluarga." tambah Behr.
Sementara banyak orang sudah familiar dengan warisan, tapi mempunyai surat kuasa keuangan dan arah keuangan kesehatan yang jelas juga sama pentingnya jika misalnya kamu sakit ataupun lumpuh. Dengan begitupun, orang orang yang disayangi bisa mempunyai akses kepada akun keuangan dan bisa membuat keputusan medis untuk Anda.
3. Pikirkan Keputusan Mendadak
Pasar properti memang belakangan ini sangat diminati, dengan banyaknya pekerja menjual rumahnya di kota-kota besar untuk pindah kepada kawasan pinggiran kota.
Tetapi Behr berpendapat bahwa aktivitas membeli dan berpindah properti harus tetap dilakukan secara hati-hati. Hanya karena tingkat hipotek sekarang ini rendah, tidak berarti dengan mudah membuat seseorang untuk membeli sebuah rumah atau memilikinya di masa depan nanti.
"Pikirkan bagaimana kondisi keuangan kamu dan pertanyakan apakah kamu masih bisa menemui tujuan akhir dengan pembayaran properti kamu yang baru?". "Atau apakah pembayaran DP rumah baru justru nantinya menjadi beban finansial atau apakah kamu masih mempunyai cukup tabungan untuk hal itu." kata Behr
Behr juga mengingatkan untuk orang-orang yang mulai memutuskan untuk berpindah ke tempat-tempat pinggiran kota memikirkan lowongan pekerjaan. Behr mengkhawatirkan nantinya orang akan menyesali keputusannya karena justru kesulitan mencari pekerjaan yang baru.
4. Cari Peluang
Walaupun memotong sebuah pengeluaran tidak akan bisa menyelesaikan semua masalah, tapi sekarang merupakan sebuah kesempatan untuk memikirkan ulang rencana pengeluaran uang dan buat prioritas baru, tulis Danielle Schultz, seorang perencana finansial bersertifikasi dari Illinois.
Menurut Schultz kategori keuangan yang gampang untuk dipotong adalah hal-hal seperti, makan di restoran, jalan-jalan dan pengeluaran untuk anak-anak.
"Sekarang merupakan waktu yang tepat untuk melakukan sebuah refleksi untuk membentuk sebuah target dan membatasi pengeluaran kategori diskresioner di masa depan," tulis Schultz
"Seseorang harus mengerti betul pengeluarannya, gaya kehidupan seperti apa yang cocok bagi kamu?," tambah Schultz.
Reporter: Yoga Senjaya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaSaat ini pembayaran digital banyak menyediakan promo dan diskon untuk transaksi di waktu tertentu.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal itu akan lebih bermanfaat dibandingkan membeli barang-barang yang dirasa hanya ingin dipakai dalam waktu sekejap saja.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengakui manajemen utang perlu dilakukan dengan hati-hati.
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca SelengkapnyaUmumnya, sebelum berangkat ke luar negeri, masyarakat menukarkan rupiah dengan mata uang negara yang akan dituju.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaJika masyarakat menginvestasikan sisa THR mereka saat ini, mereka berpotensi mendapatkan keuntungan yang optimal.
Baca Selengkapnya