Harga Sayuran Anjlok, Petani Ini Ngamuk Babat Tanamannya
Merdeka.com - Video merekam aksi ngamuk seorang petani kubis di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah viral beredar di media sosial. Usut punya usut, petani tersebut sangat kecewa lantaran harga sayuran di pasaran anjlok.
Karena itu, petani tersebut pun meluapkan amarahnya dengan membabat tanaman kubis hasil kebunnya. Setelah dibagikan, video itupun ramai jadi perbincangan warganet di medsos. Berikut videonya:
Petani Ngamuk Harga Sayur Anjlok
Melansir dari video yang dibagikan akun Instagram @fakta.indo, merekam potret seorang petani yang sedang mengamuk sambil membabat tanaman kubis di kebunnya. Petani tersebut mengaku sangat kecewa lantaran harga sayur di pasaran anjlok. Hal itu pun membuat dirinya mengalami kerugian besar.
"Harga sayuran yang anjlok di pasaran, seorang petani sayuran di Pemalang mengamuk babat tanamannya," tulis keterangan video.
Instagram/@fakta.indo ©2022 Merdeka.com
Dalam keterangan, disebutkan jika harga sayuran di pasaran memang tengah mengalami penurunan secara tajam. Bahkan hingga mencapai titik paling murah. Beberapa jenis sayuran juga disebut sampai tak laku untuk dijual.
Petani Kecewa Karena Alami Rugi
Petani yang mengamuk itu mengaku sangat kecewa dengan keadaan tersebut. Sebab, dengan harga yang sangat rendah jika dipaksakan untuk dipanen maka petani akan mengalami rugi besar. Hal ini dikarenakan biaya operasional untuk memanen tidak sebanding dengan harga jual di pasaran. Dalam keterangan, disebutkan jika satu kilo kubis biasanya dihargai Rp1000 sampai Rp2000. Namun, saat ini harganya turun drastis menjadi Rp400 rupiah saja per kilo. Menurutnya, kubis dari mulai proses awal hingga panen perbatang saja bisa menghabiskan biaya Rp1200. Jumlah tersebut bisa lebih tergantung dari lokasi dan juga cuaca. Petani juga masih harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli makanan dan minuman karyawan yang membantunya panen. Maka dari itu, dengan anjloknya harga sayur di pasar membuat petani tidak bisa memanen kubis tersebut.
Instagram/@fakta.indo ©2022 Merdeka.com
Ramai Jadi Sorotan
Usai dibagikan, unggahan itupun menjadi viral dan mendapat beragam komentar dari netizen. Banyak yang mengaku ikut prihatin dengan nasib para petani. Namun, tak sedikit pula yang menyayangkan aksi petani tersebut. "Semangatt yang sabar pak. Siapa tau dengan hasil panen di bagikan ke tetangga / yg membutuhkan kita juga akan di tolong dgn harga yg bisa kembali stabil dan juga naik," kata @juragan_99"Saya dan keluarga pernah ngalamin situasi itu.paham banget rasanya.luapin kekesalannya pak! habis itu semangat kembali," tulis @stevewardi"Cba di bagikan ke warga atau tetangga,jadi ladang pahala, jdi berkah...malah mubajirr waduhh..sgla sesuatu jika di selesaikan dengan amarah atau emosional pasti akan berakhir dgn penyesalan," tulis akun @jaya_baya28"Pak di pasar harga belum turun coba langsung aja jual ke pasar. Siapa tau harga turun itu permainan tengkulak," kata @gupin***
Video
Berikut videonya:
Lihat postingan ini di Instagram (mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaPaulina mengungkap detik-detik sang suami memberi kabar mengenai dirinya yang dipilih menggantikan sosok Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerja ekspor Provinsi Bangka Belitung pada Februari hanya USD18,76 juta atau setara Rp298,42 miliar.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaHarga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaJanji itu disampaikan Kaesang ketika bertemu dan mendengarkan keluhan nelayan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Tasikagung, Rembang, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAda beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca Selengkapnya