Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Penyamaran Jenderal Polisi, Sampai Ada yang Diminta Uang Damai

Cerita Penyamaran Jenderal Polisi, Sampai Ada yang Diminta Uang Damai Nilai tukar rupiah menguat. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Aksi pungutan liar memang sudah kerap terjadi di institusi kepolisian. Memiliki kewenangan terkadang membuat oknum nakal memanfaatkannya untuk melakukan praktik culas pada masyarakat.

Namun, kini jangan berani coba-coba melakukan aksi tersebut. Presiden Joko Widodo akan membentuk tim Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli). Hal ini dilakukan usai operasi tangkap tangan di Kementerian Perhubungan. Diharapkan, tim Saber Pungli akan membabat habis aksi pungli di sejumlah lembaga.

Aksi Kapolda Sumsel Atas Pungli

Maraknya pungutan liar (Pungli) di masyarakat membuat Kapolda Sumatera Selatan bergerak ke jalanan dengan melakukan aksi tak biasa. Irjen Djoko Prastowo menyamar sebagai warga sipil dan berpura-pura melanggar lalu lintas.

acara stop pungutan liar

2016 merdeka.com/imam buhori

Irjen Djoko Prastowo sengaja mengendarai mobil seorang diri tanpa adanya pengawalan. Saat melihat ada anggota yang bertugas, Kapolda Sumsel ini melanggar lalu lintas. Alhasil, mobil yang dikendarainya dihentikan dan dirinya dibawa ke pos polisi terdekat.

Menangkap Aksi Pungli

Saat berada di pos polisi itu, Kapolda Sumatera Selatan ini menemukan aksi pungli. Anggota polri yang berjaga lantas meminta uang damai atas pelanggaran yang dibuatnya. Tidak langsung mau. Kapolda Sumatera Selatan ini beberapa kali mencoba menolak dan meminta tindak langsung alias tilang. Namun, anggota polisi yang menahannya tetap bersikeras menyelesaikan permasalahan dengan jalur damai. Karena terdesak, Irjen Djoko Prastowo pun memberikan sejumlah uang seperti yang diminta oleh anggota.

Menangkap Pelaku Pungli

Beberapa detik setelah uang damai diberikan, Irjen Djoko Prastowo kemudian mengaku sebagai Kapolda Sumsel. Tanpa pikir panjang, Irjen Djoko Prastowo langsung menangkap anggota polri yang tertangkap melakukan pungli. Tak berselang lama, datang Kombes Hendro selaku Kabid Propam Polda Sumsel untuk mengamankan pelaku. Hal itu berdasarkan perintah dari Kapolda Sumatera Selatan yakni Irjen Djoko Prastowo."Ya, memang begitu salah satu caranya (menyamar). Anggota itu tetap memaksa minta duit damai, padahal waktu itu saya pura-pura ditilang saja. Dia (polisi pungli) saya tanya mana surat tugas, malah tidak bisa menunjukkan," ungkap Djoko, Selasa (18/10).

Sesalkan Pungli Masih Terjadi

Kapolda Sumatera Selatan menyesalkan anggotanya masih ada yang melakukan pungli pada masyarakat. Kendati begitu, dia tidak segan dan ragu untuk menindak tegas anggota kepolisian yang melanggar kode etik dan disiplin tersebut.

motor di mh thamrin

2015 merdeka.com/arie basuki

"Genderang pungli ini sudah ditabuh Presiden, Kapolri juga sudah. Kita juga tabuh tapi tidak bikin kaget orang. Tapi Saya tak mau tinggal diam urusi pungli, pasti saya tindak," tegasnya.

Aksi Kapolda Kalbar Atas Pungli

Tidak hanya Kapolda Sumatera Selatan saja. Irjen Arief Sulistyanto rupanya pernah melakukan aksi penyamaran saat masih menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat. Bahkan, kala itu Irjen Arief Sulistyanto baru saja menjabat sebagai Kapolda pada Juni 2014 langsung menyamar untuk melihat kondisi di lapangan.

Melihat Aksi Pungli

Kapolda Kalbar ini kemudian melihat beberapa anggota kepolisian tengah melakukan aksi pungli di dekat pasar. Dilihatnya, anggota kepolisian tersebut dengan sengaja mencari warga yang melanggar lalu lintas. Mengetahui hal tersebut, Irjen Arief dan istri pun lantas membuntutinya.

Kekecewaan Kapolda Kalbar

Saat mendekati pos polisi tersebut, Irjen Arief Sulistyanto sempat diusir. Lantaran, dia dikenal sebagai pejabat baru dan mengenakan pakaian preman. kapolri pimpin sertijab 8 kapolda dan kadiv hubinter

Liputan6.com/Johan Tallo

Mendapat perlakukan seperti itu, Kapolda Kalbar langsung menyampaikan kekecewaannya pada anggota kepolisian tersebut. Tidak hanya itu, Irjen Arief juga menyayangkan pelayanan buruk yang kerap dilakukan oleh beberapa anggota kepolisian.

Aksi Wakapolda Metro Jaya

Pengalaman menyamar juga pernah dilakukan oleh Suhardi Alius saat masih menjadi Wakapolda Metro Jaya. Dirinya menyamar sebagai warga sipil yang menjadi korban kejahatan. Agar lebih meyakinkan, Suhardi kala itu rela memakai sandal jepit, kaus biasa dan celana jeans saja. Suharga sengaja dilakukan agar anggota kepolisian tidak menaruh curiga sehingga dia bisa mengetahui bagaimana para petugas di Polsek memberikan pelayanan.

Kekecewaan Wakapolda

Kemudian, dirinya melapor ke Polsek Menteng. Sayang, Suhardi Alius justru dipingpong oleh petugas yang ada di sana."Saya nyamar di Polsek Menteng. Intern kita ya masih gitu pelayanannya, perlakuannya masih seperti itu. Saya lapor malah saya disuruh ke Pospol dan enggak dianterin juga. Bukan diterima dulu, itu realita pelayanan kita. Katanya petugas pokoknya ke sana saja," kata Suhardi yang kala itu masih jadi Wakapolda Metro.

Menemukan Anggota Baik dan Tulus

Meski sudah diperlakukan seperti itu, Wakapolda tetap tidak membuka identitas aslinya. Suhardi Alius kemudian menuju ke Pospol sesuai dengan perintah sebelumnya. Namun, di sini ternyata Wakapolda mendapatkan pelayanan yang baik dari anggota polisi senior.

ilustrasi polisi

wordpress.com

"Apa yang saya dapatkan di Pospol? Seorang Bintara sudah tua, tapi pelayanannya baik," kenang Suhardi saat peluncuran buku 'Mengubah Pelayanan Polri dari Pimpinan Ke Bawahan' di Rumah Makan Ayam Banyuwangi, Jakarta, Senin (11/3).

Berikan Hadiah

Keesokan harinya, Suhardi mengaku langsung menghubungi pimpinan di Polres Metro Jakarta Pusat. Bukan tanpa alasan, Suhardi ingin memanggil bintara itu. Setelah bertemu, Suhardi kemudian memberikan hadiah kepada sang bintara karena tetap tulus membantu masyarakat yang kesusahan."Pelayanan spontan yang saya inginkan ini bukan cari kesalahan, tapi untuk dijadikan icon pelayanan," tuturnya.

Menindak Tegas

Sementara itu, Suhardi tidak mau melepaskan anggota kepolisian yang setengah hati membantu masyarakat. Suhardi Alius tanpa pikir panjang langsung mengambil tindakan tegas. Dari sejumlah Polsek, tercatat beberapa anggota kepolisian jabatannya dicopot karena dinilai tidak tanggap dalam bertugas."Yang tidak siap dalam pelayanan dan tidak tanggap kita ganti," tandasnya.

(mdk/tan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berkali-kali Ketahuan Pungli, Pos Polisi Langsung Diubah Jenderal Polri jadi Kantor Provos
Berkali-kali Ketahuan Pungli, Pos Polisi Langsung Diubah Jenderal Polri jadi Kantor Provos

Jenderal polisi berani ubah pos lantas jadi kantor provos usai kerap jadi ladang pungli anggota. Ini sosoknya.

Baca Selengkapnya
Anak Jenderal Bintang Tiga Polisi Basah-basahan Terabas Hujan, Bapaknya Kawan Kapolri
Anak Jenderal Bintang Tiga Polisi Basah-basahan Terabas Hujan, Bapaknya Kawan Kapolri

Berani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Kenang Masa Muda, Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Dulu Tak Yakin Sang Istri Mau Menerimanya 'Aku Beruntung'
Kenang Masa Muda, Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Dulu Tak Yakin Sang Istri Mau Menerimanya 'Aku Beruntung'

Mengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bukannya Melindungi Masyarakat, Dua Polisi di Garut Malah Jadi Otak Penculikan dan Pencurian
Bukannya Melindungi Masyarakat, Dua Polisi di Garut Malah Jadi Otak Penculikan dan Pencurian

Kepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga

Baca Selengkapnya
Segini Pensiunan yang Bakal Diterima Anggota DPR Usai Menjabat 5 Tahun
Segini Pensiunan yang Bakal Diterima Anggota DPR Usai Menjabat 5 Tahun

Mantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah

Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangani 21 Kasus Pidana Pemilu Se-Indonesia, 6 di Antaranya Politik Uang
Polisi Tangani 21 Kasus Pidana Pemilu Se-Indonesia, 6 di Antaranya Politik Uang

Sebanyak 21 dugaan tindak pidana Pemilu di seluruh Indonesia dilimpahkan ke Polri. Kasus itu merupakan bagian dari 114 laporan yang diterima Bawaslu.

Baca Selengkapnya
Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019
Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.

Baca Selengkapnya
Polisi Mulai Kirim Surat Tilang ke Pemudik yang Langgar Ganjil Genap di Tol
Polisi Mulai Kirim Surat Tilang ke Pemudik yang Langgar Ganjil Genap di Tol

Pengiriman surat tilang akan dilakukan secara berkala.

Baca Selengkapnya