Lumpur Lapindo tak bisa dihentikan, akan muncul selat di Sidoarjo
Merdeka.com - Semburan lumpur Lapindo membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Pada hari bumi ini, geolog dari Universitas Indonesia mengajak masyarakat berkaca dan mengambil pelajaran dari kecerobohan manusia tersebut.
"Ini mengingatkan bahwa second opinion itu penting, perlu geolog dan kepakaran untuk membaca peta sebelum menambang," jelas dosen Geofisika UI Mangapul Tambunan di kantornya kepada merdeka.com, Rabu (22/4).
Saat itu Lapindo dianggap salah memilih tempat mengebor. Sebab di dalam sana rupanya terdapat tumpukan lumpur yang besar sekali.
"Di bawah permukaan ada lumpur sebesar gunung Slamet yang mud vulcano biasanya berdampingan dengan minyak dan gas bumi namun salah diinterpretasikan," tukas dia.
Mangapul pun yakin tidak ada teknologi apapun yang mampu menghentikan semburan lumpur, "Enggak ada teknologi yang bisa menutup bisa jadi muncul selat kayak selat Bali. Semua imposible cuma alam yang bisa menghentikan," sambung dia.
Oleh karena itu, cara satu-satunya untuk menghindari makin meninggi dan meluasnya lumpur diharapkan pemerintah segera merelokasi lagi warga di sekitarnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaKA Pandalungan relasi Gambir-Jember anjlok pada Minggu (14/10) pagi.
Baca SelengkapnyaLetusan pertama gunung api ini terjadi pada tahun 1640
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaPulau dongeng di Depok bikin liburan keluarga akhir tahun makin seru dan ceria
Baca SelengkapnyaMobil dinas berwarna hitam ini tampak melewati jalan yang baru selesai dicor. Aksinya tuai hujatan warganet.
Baca SelengkapnyaKecelakaan lalu lintas selama momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Sulawesi Selatan terdata sebanyak 187 kasus yang mengakibatkan 16 orang meninggal.
Baca SelengkapnyaLokasi ini dianggap lokasi yang pas untuk dijadikan tempat relokasi. Oleh karenanya, masyarakat korban erupsi tidak butuh waktu lama untuk melanjutkan kehidupan
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (18/4) malam.
Baca Selengkapnya