Kondisi laut di bumi ini semakin memburuk
Merdeka.com - Kesehatan ekosistem laut di dunia semakin memburuk, bahkan hal ini lebih cepat dari dugaan sebelumnya.
Sebuah laporan yang diterbitkan baru-baru ini oleh Programme on the State of the Ocean (IPSO), mengungkapkan bahwa ekosistem laut di bumi ini tengah mengalami berbagai jenis ancaman yang tentunya akan merugikan manusia, seperti yang dikutip dari BBC (3/10).
Dari laporan tersebut diungkapkan bahwa laut kini memiliki suhu yang lebih hangat akibat dari perubahan iklim yang disebabkan oleh polusi dan penangkapan ikan yang terlalu berlebihan. Penyebab lain dikatakan karena terlalu banyak menyerap karbon dioksida dari atmosfer sehingga kadar oksigen dalam air laut semakin menipis.
Apabila hal ini dibiarkan, maka akan mengakibatkan kepunahan massal yang akan menimpa lautan.
IPSO sendiri berupaya untuk menanggulangi masalah ini. Salah satu tindakannya adalah menyerukan kepada pemerintah dunia dengan mendesak dibuatnya manajemen perikanan yang lebih terfokus dan penyusunan daftar prioritas guna mengatasi pencemaran laut dari bahan kimia.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buang air besar lebih sering dibanding biasanya bisa terjadi akibat sejumlah hal atau perubahan yang kita lakukan.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaMenyelam Sampai ke Dasar Laut, Penyelam Temukan Lubang Terdalam di Dunia, Isinya Menyeramkan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaKondisi bangunannya sebagian besar sudah rapuh, dengan bagian atap yang hancur dan keropos.
Baca SelengkapnyaEl Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Baca SelengkapnyaDampak gempa bumi berkekuatan M 6,5 yang berpusat di Garut pada Sabtu (27/4) Mei 2024.
Baca SelengkapnyaSungai atmosfer ini memiliki lebar berkisar antara 400 hingga 600 kilometer dan biasanya terbentuk di lautan tropis.
Baca SelengkapnyaBegini wujud fosil pohon tertua di bumi yang pernah ditemukan.
Baca Selengkapnya