Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kenapa Indonesia diramalkan jadi pasar teknologi masa depan?

Kenapa Indonesia diramalkan jadi pasar teknologi masa depan? Teknologi. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia adalah negara yang mengagumkan. Ibukotanya yaitu Jakarta, adalah salah satu kota dengan pengguna media sosial terbesar di seluruh dunia. McKinsey dalam ulasannya meyakini bahwa negara ini sedang berada dalam jalurnya untuk menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketujuh di dunia pada 2030, menempatkannya di depan negara-negara yang saat ini lebih maju dari segi ekonomi, seperti Inggris dan Jerman.

Indonesia juga merupakan negara demokratis terbesar ketiga yang juga telah mengadakan pemilihan untuk dewan parlemen dan presiden. Sementara banyak orang memilih tinggal di negara lebih maju, seperti Amerika atau Australia, Anda seharusnya lebih serius mempertimbangkan untuk membangun bisnis di Indonesia.

Pemikiran tersebut juga disuarakan oleh banyak pengusaha teknologi, terutama mereka yang telah memperoleh gelarnya di luar negeri. Saya bicara dengan Adrian Li – seorang MBA dari Stanford University – dan Kevin Aluwi – seorang sarjana dari University of Southern California – mengenai alasan mereka bertaruh di Indonesia, bukan negara-negara Barat lainnya.

Inilah yang saya dapatkan dari mereka:

Indonesia menjadi penggerak bisnis pada 2020

Pertama-tama, dari segi ekonomi makro, Indonesia sangatlah mengagumkan. Baik Adrian maupun Kevin menyatakan bahwa perekonomian negara ini secara konsisten telah berkembang sebesar lima sampai enam persen pada dua dekade terakhir. Jadi, pada dasarnya Indonesia adalah negara yang berkembang dengan stabil untuk memulai segala jenis bisnis.

Kevin menambahkan bahwa sumber daya alam melimpah di Indonesia – yang merupakan sumber daya alam terbesar ke-27 di dunia pada 2010, adalah faktor lain yang dapat menjamin stabilitas ini. Perlu dicatat bahwa Indonesia juga merupakan satu dari beberapa negara yang dapat bertahan dari krisis global yang akhir-akhir ini kerap terjadi.

Tetapi, yang lebih penting lagi sesungguhnya adalah basis target konsumennya yang besar. Menurut laporan terakhir dari BCG Perspectives, konsumen kelas menengah dan makmur (MAC) di Indonesia – orang-orang yang mampu memberi produk-produk yang tahan lama dan barang-barang rumah tangga – akan berkembang sebesar delapan sampai sembilan juta setiap tahunnya. Mulai 2020, akan ada sekitar 141 juta ‘MAC’ di negara ini. Laporan yang sama berpendapat, “Pada saat itu, Pulau Jawa saja akan memiliki lebih banyak ‘MAC’ dibandingkan seluruh populasi Thailand. Sumatra akan memiliki lebih banyak ‘MAC’ dibandingkan gabungan populasi Malaysia dan Singapura.”

Menariknya, penetrasi internet Indonesia akan berkembang dengan tingkat kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan ‘MAC’. Laporan terakhir dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengatakan bahwa meskipun negara ini memiliki sekitar 63 juta pengguna internet pada 2012, angka ini akan berkembang pesat menjadi 139 juta pengguna atau 50 persen penetrasi internet pada 2015. Jadi, perusahaan-perusahaan teknologi tidak akan bermasalah ketika harus menjangkau ‘MAC’ tersebut.

Apakah mereka bersedia berbelanja? Kevin mengatakan, ya. Lebih dari setengah GDP (pendapatan per kapita) Indonesia datang dari konsumsi domestik.

Belum ada saingan berat

Kedua, Adrian meyakini bahwa masih ada banyak wilayah terbuka di Indonesia, terutama untuk perusahaan teknologi. Di negara ini, teknologi merupakan sesuatu yang berpotensi untuk dikembangkan. Ia berpendapat bahwa hal yang sama tidak berlaku untuk ekosistem teknologi di negara yang lebih maju seperti Amerika. Di sana, Anda membutuhkan produk dan teknologi yang lebih canggih untuk dapat bertahan hidup, tetapi Anda tidak membutuhkan hal tersebut di sini, karena sejauh ini masih belum banyak pesaing yang lebih maju.

Perusahaan-perusahaan Barat akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar di sini. Latar belakang pengalaman dan pendidikan mereka akan memberikan keunggulan bagi mereka di startup lokal. Andi Budiman dari Ideosource mendukung pernyataan ini. Ia berkata bahwa masalah dalam ekosistem startup Indonesia adalah kurangnya startup yang berkualitas.

Kevin percaya bahwa meskipun banyak orang sudah mengetahui betapa pesatnya Indonesia akan bertumbuh, hanya beberapa saja yang dapat benar-benar memahami dan berbuat sesuatu. Ia mengatakan bahwa sebelum mereka melakukan itu, mereka seharusnya sudah mulai melakukan sesuatu di awal, dan menjadi penggerak pertama. Ia mencontohkan raksasa teknologi China saat ini sebagai contoh sukses karena mereka adalah penggerak pertama – seperti Tencent yang didirikan pada 1998.

Let’s go Indonesia!

Sejalan dengan berkembangnya cerita sukses startup-startup lokal, Kevin percaya bahwa sejauh ini satu-satunya yang layak disebut adalah akuisisi situs berita Detik Indonesia dan investasi pada forum terbesar di Indonesia, yaitu Kaskus. Selain itu, saya rasa Disdus yang telah diakuisisi oleh Groupon dan Yahoo yang membeli Koprol juga dapat menjadi sedikit dari cerita sukses tersebut, tetapi sisanya tetap tidak signifikan dalam kaitannya dengan dunia teknologi global.

Indonesia jelas-jelas adalah pertaruhan yang hebat bagi Anda untuk memulai sebuah bisnis.

Saya mendorong Anda untuk membaca laporan BCG Perspectives secara keseluruhan. Laporan ini menjelaskan lebih jauh mengenai tren konsumsi negara ini dan channel untuk melibatkan konsumen lokal.

Artikel ini pertama kali muncul di Tech in Asia Indonesia

(mdk/nvl)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gelar Forum Bisnis, Singapura-Indonesia Bahas Investasi Masa Depan Usai Pengumuman Pemilu 2024
Gelar Forum Bisnis, Singapura-Indonesia Bahas Investasi Masa Depan Usai Pengumuman Pemilu 2024

Forum ini menunjukan relasi Singapura-Indonesia dalam bisnis sangat kuat dan dinamis.

Baca Selengkapnya
Ada Faktor Teknologi yang Jadi Tantangan Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Ada Faktor Teknologi yang Jadi Tantangan Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Energi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya

Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jubir TKN Sindir Slepetonomics Cak Imin: Lebih Akademik Hilirisasi Digital Milik Mas Gibran
Jubir TKN Sindir Slepetonomics Cak Imin: Lebih Akademik Hilirisasi Digital Milik Mas Gibran

Dahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN
Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN

Salah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya
Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya

Pemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya