Gunung Es Berukuran 4000 km Tercabut dari Akarnya, Dampak Besar akan Terlihat di Depan Mata
Ini dampak yang mungkin terjadi jika wilayah laut dilewati sisa-sisa gunung es ini.
Ini dampak yang mungkin terjadi jika wilayah laut dilewati sisa-sisa gunung es ini.
Gunung Es Berukuran 4000 km Tercabut dari Akarnya, Dampak Besar akan Terlihat di Depan Mata
Gunung es terbesar di dunia bernama A23a yang berukuran 4.000 km akan hanyut dan bergerak menuju lautan terbuka, setelah 40 tahun menempel di dasar lautan.
Mengutip dari Science Alert dan NPR, Selasa, (5/11), gunung es A23a dijuluki sebagai monster berg, karena memiliki tebal sekitar 400 meter (1.300 kaki), serta permukaan yang lebarnya empat kali lebih luas dibandingkan kota New York.
-
Dimana pencairan es mengancam kehidupan? Kenaikan permukaan laut akibat mencairnya es di kutub mengancam pulau-pulau kecil dan daerah pesisir di seluruh dunia, memaksa penduduknya untuk mengungsi dan kehilangan tempat tinggal.
-
Apa dampak letusan Gunung Ruang? Melansir dari merdeka.com, dampak dari letusan Gunung Ruang ini mengakibatkan munculnya gelombang tsunami setinggi kurang lebih 25 meter. Gelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua.
-
Dimana bunga es terbentuk? Suhu kulkas yang terlalu dingin kerap menyebabkan terbentuknya kristal es yang dikenal sebagai bunga es.
-
Bagaimana bentuk komet Gunung Everest? Karena penampakan batunya yang menyerupai tanduk dan menonjol keluar, komet ini dijuluki sebagai 'komet setan', dan diperkirakan terdiri dari gas dan debu.
-
Apa yang dimuntahkan gunung berapi di Antartika? Di Antartika, ada gunung berapi yang mengeluarkan serpihan emas yang bernilai tinggi.
-
Mengapa terlalu banyak es bisa menyebabkan sakit kepala? Minum es secara berlebihan juga bisa memicu sakit kepala. Suhu dingin dari minuman es dapat menyebabkan pembuluh darah di kepala menyempit, yang dapat menyebabkan sakit kepala atau migrain pada beberapa orang.
“Secara keseluruhan gunung es A23a itu setara dengan satu triliun ton es. Sehingga sulit untuk memahami seberapa besar dan luasnya bongkahan es ini,” ujar Ted Scambos, Ilmuwan dan peneliti senior, University of Colorado Boulder.
Ketika dikabarkan mulai bergerak dari tempat aslinya, satelit Copernicus Sentinel-1 kepunyaan European Space Agency (ESA), langsung mengawasi pergerakannya.
Setelah diteliti, ternyata gunung es ini sudah terdorong oleh angin dan arus.
Para ilmuwan memperkirakan A23a saat ini telah berpindah dengan kecepatan sekitar 4,8 km (3 mil) setiap harinya.
Oleh sebab itu, ESA menjelaskan bahwa gunung es A23a akan menyusut dan lepas dari permukaan tanah, lalu mengapung di lautan.
Para ilmuwan juga memprediksikan bahwa gunung es dari sektor Weddell ini kemungkinan besar akan berakhir di Iceberg Alley, Atlantik Selatan.
Namun, hal tersebut juga belum dapat dipastikan dengan benar. Sebab, menurut Scambos, jika A23a tidak terdampar atau berhenti di perairan yang dangkal dan hangat masa gunung es ini bisa saja terbawa ke Afrika hingga Samudera Hindia.
“Bongkahan dari A23a bahkan dapat hanyut hampir mengelilingi Bumi, seperti yang terjadi pada beberapa gunung es yang pernah mengalami perpindahan tempat,”
Ted Scambos, Ilmuwan dan peneliti senior, University of Colorado Boulder.
Berpindahnya gunung es A23a ini bukan hanya menggemparkan yang disebabkan oleh ukurannya yang sangat besar. Tetapi, bergesernya gunung es terbesar ini akan berdampak besar, khususnya bagi kehidupan di dasar laut. Sebab, bongkahan A23a akan merusak habitat makhluk di lautan.
"Akan ada banyak kehidupan dan ekosistem laut yang hancur total ketika bongkahan dari gunung ini melewatinya,"
Ted Scambos, Ilmuwan dan peneliti senior, University of Colorado Boulder.