Orang yang depresi tak bisa membedakan emosinya

Merdeka.com - Orang-orang yang mengalami depresi mungkin kesulitan membedakan emosi yang mereka rasakan. Pada akhirnya, mereka akan bertindak tidak pantas. Hal itu disampaikan oleh para peneliti dari University of Michigan.

Seperti yang dilansir dari Third Age (11/10), peneliti melibatkan 106 responden yang terdiri dari dua kelompok. Pertama, penderita MDD (Major Depressive Disorder) dan yang kedua adalah orang-orang normal yang tidak depresi.

Mereka semua kemudian direkam emosinya selama seminggu penuh, termasuk perasaan positif dan negatif. Ternyata, orang yang depresi sulit membedakan emosi sedih dan marah yang mereka rasakan.

Menurut estimasi peneliti, satu di antara enam warga Amerika menderita MDD. Kondisi tersebut biasanya membuat seseorang merasa depresi lebih dari dua minggu. Selama ini, MDD sering dikaitkan dengan beberapa jenis penyakit, misalnya masalah kardiovaskular dan diabetes tipe 2.

"Memang sulit meningkatkan kualitas kehidupan jika seseorang tidak tahu cara membedakan perasaan sedih dan marah," terang kepala penulis penelitian, Emre Demiralp.

Demiralp juga menyebutkan kalau ketidakmampuan membedakan emosi ini bisa memicu tindakan yang yang tidak pantas. Bahkan penderita pun akan semakin depresi.

"Orang-orang seperti itu sekolah seperti sebuah kendaraan yang penunjuk bahan bakarnya tidak berfungsi. Bagaimana mereka bisa tahu agar berhenti tepat waktu untuk membeli bahan bakar?" kaya Demiralp lagi.

Depresi memang kasus yang membahayakan. Sebab kondisi yang menyerang mental ini juga berperan dalam membahayakan kesehatan fisik penderitanya.