Meski bermanfaat, khitan masih jadi kontroversi di Amerika

Merdeka.com - Hingga saat ini topik khitan tetap menjadi perbincangan yang hangat di luar negeri. Perdebatan terjadi untuk mempertimbangkan risiko dan manfaat berkhitan. Namun kali ini, American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa manfaat berkhitan bagi pria melebihi risikonya.

Peneliti menunjukkan bahwa khitan tak hanya mampu mengurangi risiko HIV/AIDS, namun juga mengurangi infeksi dan rasa sakit.

Sebelumnya terdapat peraturan yang ditetapkan pada tahun 2005 mengenai khitan yang tidak disarankan bagi pria. Selain itu pria yang ingin melakukan khitan harus menanggung biaya dan asuransi kesehatannya sendiri.

"Pada 1999, terdapat data yang menunjukkan manfaat berkhitan. Namun tak ada catatan medis yang merekomendasikan khitan," kata Dr. Douglas S Diekema, seperti dilansir oleh CBS News (27/08). 'Namun sekarang ada bukti yang lebih kuat mengenai bagaimana berkhitan memberikan manfaat dan mampu melindungi kesehatan. Sehingga peraturan yang lama sepertinya harus diubah."

Untuk mengubah kebijakan yang ada, peneliti mengamati bukti dari 1.000 penelitian pada tahun 1995 - 2010. Mereka menemukan bahwa khitan memiliki manfaat mencegah penyakit dan mengurangi risiko infeksi saluran kemih pria.

Berkhitan pada usia yang masih muda, seperti tahun-tahun pertama setelah kelahiran juga diketahui mampu mengurangi risiko kanker, HIV, atau penyakit menular seksual lainnya. Secara spesifik, risiko herpes mampu berkurang hingga 28 - 34 persen pada pria yang telah dikhitan. Sementara risiko HPV berkurang hingga 30 - 40 persen.

Meski begitu, fakta ini masih dianggap tidak cukup untuk merekomendasikan para pria melakukan khitan.

"Bagaimanapun, ini adalah keputusan orang tua untuk mengkhitan anaknya atau tidak," kata Dr Susan Blank. "Orang tua harus memiliki informasi yang jelas dan akurat mengenai khitan, dan mereka juga harus mempertimbangkan informasi medis ini dalam konteks kepercayaan dan agama mereka."

Sementara itu, pendapat bernada penolakan datang dari psikolog Ronald Goldman, ketua kelompok anti-khitan, Circumcision Resource Center.

"Penelitian menunjukkan bahwa khitan juga bisa menyebabkan menurunnya kepuasan seksual dan mengganggu secara psikologis," kata Goldman.