Kisah haru aktivis Kristen sampai pemulung patungan film Islam KMGP
Merdeka.com - Guna menjaga idealisme dan ruh dalam novel Ketika Mas Gagah Pergi (KGMP), Helvy Tiana Rosa memutuskan untuk membangun gerakan crowd funding. Dana yang akan dikumpul dari sukarelawan ini, akan digunakan untuk mendanai produksi film KGMP yang diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 5 M.
Meski dana yang terkumpul masih jauh dari harapan, namun penulis yang didaulat sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia ini, optimis. Apalagi dia yakin pasar pembaca novel KGMP yang terbit 1997 tahun lalu, masih besar dan para pembaca masih berharap banyak dari film KGMP ini.
"Ada orang Kristen patungan, dia baca buku Mas Gagah katanya saya sudah baca dan saya mau nyumbang ini. Kata saya ini kan film orang Islam, tetapi katanya kalau umat Islam di Indonesia lebih baik maka kami akan merasakan dampaknya,"tukas Helvy menirukan percakapannya dengan pemeluk Kristen kepada merdeka.com di Margonda City, Depok, Senin(15/6).
Lain halnya saat Helvy bertemu dengan Abdul. Helvy sampai tersentuh karena Abdul benar-benar menyumbang dengan sepenuh hatinya, padahal kondisi Abdul jauh dari laik.
Dia mengaku adik dan ayahnya berubah lebih baik setelah membaca novel tersebut meski mereka hidup serba kekurangan dan tidak sekolah.
"Waktu saya ke Cianjur pedalaman saya acara bedah buku, dia datang lari-lari lusuh banget pakai sandal jepit warna warni serahin 10 ribu lima paling lusuh yang pernah saya lihat katanya dia tiap hari nabung seribu buat nyumbang. Katanya saya ingin ada uang saya 50 ribu biar film ini tayang. Saya bahagia saya ingin Abadul nanti duduk di samping saya,"ucap kakak penulis Asma Nadia itu mantap.
Selain Abdul, Anggota Sastra se-Asia Tenggara ini juga mengaku kerap kali dibuat terkejut dengan para donor yang kedatangannya tak terduga. Dia yakin akan banyak keajaiban terus, terlebih di bulan Ramadan ini.
Kini para pemeran film KMGP sudah terpilih, salah satunya dari anggota One Day One Juz (ODOJ). Helvy ingin para pemeran mempunyai misi dan karakter yang sama dengan tokoh di novel.
Novel yang sudah naik cetak 28 kali ini terinspirasi dari kehidupan dirinya. Cerita adik-kakak, Mas Gagah dan Gita ini dia tulis saat masih duduk di bangku kuliah, tepatnya adalah tugas mata kuliah penulisan populer di FIB UI. Kemudian cerita ini mulai dipublikasikan pada 1993 di majalah Islam Annida.
(mdk/rep)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini pria bernama Hendra itu menjadi sosok pengusaha sukses dengan omzet mencengangkan yang begitu menginspirasi.
Baca SelengkapnyaDengan adanya film ini, diharapkan kaum perempuan lebih memahami dunia laki-laki
Baca SelengkapnyaAcara yang dilaksanakan di kediaman Sule ini digelar tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga terdekat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Momen kebersamaan mereka yang penuh keakraban selalu sukses memikat hati banyak orang.
Baca SelengkapnyaBertahun-tahun keduanya menjalani Hubungan Tanpa Status (HTS). Namun ujungnya berakhir tak terduga.
Baca SelengkapnyaTak ada perjuangan dan kerja keras yang terbuang percuma. Sosok perwira TNI muda yang satu ini buktinya.
Baca SelengkapnyaSebuah mobil tiba-tiba menabrak bagian tembok hingga menerobos ke dalam kamar miliknya. Namun ia nampak heran bukannya kaget.
Baca SelengkapnyaHingga usianya yang senja, dia memilih untuk menetap di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaMardiono mengaku bangga atas pencapaian anak asuhnya tersebut.
Baca Selengkapnya