Tak punya modal, Slamet penjual susu di Solo nekat nyaleg
Merdeka.com - Slamet Widodo (43), penjual susu, di salah satu sudut kota nekat mencalonkan diri menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solo, periode 2014-2019.
Meski penghasilannya jauh dari yang diharapkan, namun warga Sangkrah RT 04 RW 09 tersebut mantab maju sebagai calon legislatif (caleg) melalui Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ).
"Penghasilan saya sehari jualan susu hanya Rp 25 ribu. Ditambah pesanan yang diantar oleh istri. Sehari total tak sampai Rp 40 ribu. Kalau untuk modal nyaleg jelas nggak cukup," ujar Slamet, ketika ditemui merdeka.com, Senin (13/1).
Meski tak punya modal, Slamet mengaku ingin tetap maju sebagai caleg. Dirinya terdorong kondisi perekonomian masyarakat yang masih labil.
"Pengelolaan aset daerah belum maksimal dirasakan warga Solo. Kalau jadi nanti, saya ingin membantu menyejahterakan rakyat. Saya akan mendorong wirausaha dari kalangan rakyat kecil," katanya.
Topik Pilihan: Capres 2014 | pilpres
Pria kelahiran Solo, 24 April 1970 tersebut mengaku hanya bermodal seadanya. Jika caleg lain memasang baliho, spanduk atau banner di mana-mana, Slamet hanya bermodal stiker kecil, serta fotokopi kertas buram berisi petikan program kerja.
"Modal saya hanya fotokopi kertas buram dan stiker. Saya juga mengandalkan silaturahmi melalui pelanggan, teman lama, atau saudara saya," ucapnya.
Kenekatan Slamet nyaleg, mendapatkan dukungan dari keluarga, partai dan beberapa kalangan. Sri Wulandari, istri Slamet dan kedua anaknya, juga keluarga, tetangga serta teman lama selalu memberikan semangat dirinya untuk terus maju.
Lestari (30) warga Losari, Semanggi yang juga pelanggan Slamet mengaku senang ada rakyat kecil bisa nyaleg. "Bagus sekali, harapannya dia bisa memperjuangkan aspirasi rakyat kecil," katanya.
Slamet Widodo, tercatat sebagai caleg DPRD Kota Solo Dapil 5 Pasarkliwon-Serengan dari PKB . Pria yang pernah berkuliah hingga semester 4, Fisip Unisri Solo tersebut, terdaftar di urutan nomor urut 5.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan hidup Kautsar tidak berjalan mulus. Sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dia menyaksikan perjuangan orangtua-nya.
Baca SelengkapnyaBukan main, total uang yang harus dikeluarkan untuk biaya parkirnya mencapai puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaPengemudi Ojol banjir sorotan usai bagikan 'oleh-oleh ke penumpang. Simak informasinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.
Baca SelengkapnyaEH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.
Baca SelengkapnyaSaksi Kiky bercerita detail mengenai lukisan yang dibeli SYL.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, dengan modal yang begitu minim pengusaha bisnis daun goreng ini bisa membeli 2 hunian mewah.
Baca SelengkapnyaSelain untuk membayar keris emas, beberapa kebutuhan pribadi SYL yang ditanggung ke anak buahnya.
Baca SelengkapnyaSoto Kletuk Pak Galo pertama kali buka pada tahun 1997. Setelah Pak Galo meninggal, usaha itu diteruskan oleh anaknya.
Baca Selengkapnya