Tak aman, anggota PPK dan PPS di Aceh Selatan ingin mundur

Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, sejumlah anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Aceh Tengah mengundurkan diri. Kini giliran PPK dan PPS di Aceh Selatan mengancam akan mengundurkan diri dari tugasnya. Ancaman pengunduran diri ini disampaikan Sabtu (5/4) kemarin di Aceh Selatan.

Mereka berdalih keamanan di tingkat PPS tidak terjamin. Sehingga mengancam jiwa mereka nantinya pada saat penghitungan suara pada 9 April 2014 mendatang. Sehingga mereka beramai-ramai mengancam pengunduran diri.

"Mereka belum mengundurkan diri, baru sebatas mengancam pengunduran diri," kata Kepala Divisi Hukum Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Junaidi di Banda Aceh.

Untuk memutuskan suatu daerah aman atau tidak itu bukannya ranah penyelenggara pemilu dalam hal ini KIP Aceh. Tetapi, karena ini politik negara ada institusi lain yaitu polisi yang memutuskan situasi daerah rawan, aman atau tidak.

"Polisi yang tentukan aman atau tidak situasi daerah, bukan KIP," tegas Junaidi.

Bila merasa tidak aman, sebaiknya meminta pihak kepolisian menjaga kondisi. "UU No 8 tahun 2012 mengamanahkan rekap suara itu dilakukan di tingkat desa berlaku untuk seluruh Indonesia, tak terkecuali juga di Aceh," ujarnya.

Sementara itu, ketua KIP Aceh, Ridwan Hadi meminta kepada seluruh anggota PPK dan PPS di seluruh Aceh agar tidak mengundurkan diri karena pemilu sudah dekat. Selain itu seluruh penyelenggara pemilu itu sedang menjalankan tugas negara untuk mensukseskan pelaksanaan pemilu legislatif.

"Saya minta PPK/PPS jangan mundur, karena kita saat ini sedang menjalankan tugas mulia yaitu tugas negara," ungkap Ridwan Hadi.

Menyikapi ancaman mengundurkan diri, KIP Aceh telah meminta kepada KIP Aceh Selatan untuk memanggil semua anggota PPK dan PPS. "Telah kami perintah KIP Aceh Selatan untuk menyelesaikan segera persoalan itu," katanya.