'Syahwat berkuasa jangan sampai mengakibatkan gesekan sosial'
Merdeka.com - Peneliti Indonesian Publication Index (IPI) Karyono Wibowo menilai kampanye ganti presiden yang dilakukan sejumlah pihak rentan menimbulkan gejolak. Hal ini menanggapi Ustazah Neno Warisman yang ditolak oleh sejumlah warga di Batam. Warga dikabarkan menolak kedatangan Neno karena ingin deklarasi gerakan #2019GantiPresiden.
"Kampanye #2019gantipresiden dilakukan dengan massa, maka bayangkan jika massa yang tidak setuju kampanye ganti presiden bertemu dengan massa yang setuju dengan kampanye ini. Kemudian terjadi gesekan, maka Neno dan kawan bertanggung jawab akan hal tersebut," ujar Karyono kepada wartawan, Sabtu (29/7).
Karyono menegaskan, gerakan atau kampanye ganti presiden yang dilakukan secara massal sangat tidak tepat. Dia mensinyalir gerakan ini sesungguhnya telah ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.
"Bawaslu harusnya bisa melakukan investigasi terhadap gerakan Neno dan kawan-kawan. Apakah ada hubungannya dengan parpol. Saya berkeyakinan ada hubungannya," ujarnya.
Karyono menilai gerakan ganti presiden bisa dikategorikan 'mencuri start'. Seharusnya, kampanye dilakukan pada waktu yang telah ditentukan oleh KPU.
"Ganti presiden itu kan sebenarnya mekanismenya sudah diatur yakni dengan pemilihan presiden. Di Indonesia setiap lima tahun sekali. Di Amerika Serikat setiap empat tahun sekali. Cuma di sini belum Pilpres sudah ada kampanye. Di AS sebelum waktunya kampanye tidak ada gerakan ganti presiden tersebut," jelasnya.
Maka dari itu, dia berharap apapun yang dilakukan untuk mendulang elektabilitas partai ataupun calon presiden tidak membahayakan masyarakat. "Syahwat berkuasa boleh saja, tapi jangan mengakibatkan gesekan sosial," ujarnya.
Sejumlah massa di Batam yang melakukan penolakan itu membentangkan spanduk yang bertuliskan masyarakat Kepri waspada tolak ujar kebencian pemecah belah kesatuan bangsa, masyarakat Kepri tolak kedatangan Neno Warisman CS tolak SARA.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.
Baca SelengkapnyaWanita ini didatangi langsung oleh sejumlah penembak jitu guna melakukan prosedur pengamanan Presiden RI.
Baca SelengkapnyaDalam pertemuan dengan Wapres, para tokoh yang hadir menyampaikan hal-hal terkait pentingnya keutuhan bangsa,.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan bantuan sosial (bansos) dipolitisasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaSesuai namanya, pasukan terlatih profesional dan tangguh ini diberi amanah dari negara untuk menjadi tameng hidup dalam menjaga Presiden.
Baca Selengkapnya