PDIP masih tak puas, Jokowi diminta lakukan reshuffle jilid II
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengganti lima menteri dan satu pejabat setingkat menteri di kabinet kerja pekan lalu. Sektor ekonomi menjadi sorotan Jokowi, bahkan mengganti tiga menteri koordinator.
Jokowi mengganti Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto kepada Pramono Anung. Menko Perekonomian Sofyan Djalil diganti oleh Darmin Nasution. Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo didepak diganti dengan Rizal Ramli.
Kemudian Menteri Perdagangan Rachmat Gobel diganti Thomas Lembong. Kepala Bappenas Andrinof Chaniago diganti oleh Sofyan Djalil. Terakhir Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno diganti oleh Luhut B Panjaitan.
Namun formasi yang diracik oleh Jokowi ini belum membuat partai pengusung utama pemerintah PDIP puas. Jokowi bahkan diyakini bakal kembali melakukan reshuffle kabinet jilid II pada akhir tahun nanti.
Politikus PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, perombakan Kabinet Kerja akan kembali dilakukan oleh Presiden Jokowi pada bulan Oktober mendatang. Sebab, menurutnya, prakondisi menjelang reshuffle jilid 2 sedang direncanakan untuk menteri yang bakal dicopot.
"Jilid kedua Oktober lah atau akhir tahun, apa itu kementeriannya ya nantilah. Ada sejumlah prakondisi reshuffle dilakukan, kinerja tidak moncer, koordinasi tidak solid," kata Hendrawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/8).
Anggota Komisi DPR XI ini juga mengatakan, publik sudah mengetahui mengenai menteri yang tidak bekerja secara maksimal. Selain itu, para menteri dalam Kabinet Kerja juga sudah tidak solid.
"Kinerja tidak maksimal, ekspektasi tidak solid ternyata masih, ekspektasi publik, siapa-siapa menteri yang kurang pas. Waktu diumumkan kita tahu yang kurang, itu menjadi pengetahuan publik," kata dia.
Lanjut dia, penilaian menteri yang bakal dicopot nantinya dari sebuah lembaga survei. Presiden Jokowi sudah mengetahui menteri mana yang akan digantinya.
"Ya juga dong, Pak Jokowi melakukan reshuffle minimalis, tidak menimbulkan goncangan, perhitungan tepat. Yang kurang tepat kan katanya Sofyan Djalil di Bapennas, tetapi tepat juga ketika satuan tiga akan dikelola Bappenas. Thomas Lembong dikritik tidak tepat, ternyata latar belakang investment analyst, kalau begitu track record mirip Gita Wirjawan," kata dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaMenurut Djarot, DPP PDIP menghormati itu. Djarot optimistis PDIP masih memiliki banyak kader yang loyal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.
Baca SelengkapnyaNamun, kemajuan tersebut berdampak pada tingginya utang negara.
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaWalaupun belum keluar dari PDIP, Jokowi dinilai sudah sangat erat dengan PSI.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terekam dalam Laporan Langsung Reporter TV
Baca Selengkapnya