PDIP Maknai Tragedi Kudatuli: Gerakan Arus Bawah Melawan Rezim yang Sangat Otoriter
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan peristiwa Kudatuli bukan peristiwa yang biasa.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan peristiwa Kudatuli bukan peristiwa yang biasa.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Kudatuli bukan hanya tonggak sejarah yang sangat penting bagi partai berlambang banteng. Tetapi juga membangunkan harapan dan peringatan agar kekuasaan tidak dibangun dengan cara yang otoriter.
Hasto mengatakan, pemimpin tidak bisa hadir keitka tangannya berlumuran darah. Serta memiliki rekam jejak yang digelapkan oleh nilai kemanusiaan. "Yang namanya pemimpin itu tidak bisa hadir tanpa langkah yang membangun peradaban, pemimpin tidak bisa hadir ketika tangannya berlumuran darah, pemimpin tidak bisa hadir ketika memiliki rekam jejak yang digelapkan oleh nilai-nilai kemanusiaan yang membutakan hati nuraninya itu," ujar Hasto.
Kudatuli adalah peristiwa penyerangan dan pengambilan paksa kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada 27 Juli 1996. Massa yang menyerang adalah pendukung Soerjadi dengan dibantu aparat.
Hasto mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan peristiwa Kudatuli bukan peristiwa yang biasa.
merdeka.com
"Termasuk saat itu ketika suara-suara rakyat tidak bisa disampaikan tidak bisa didengarkan mulai tahun 1986, Ibu Mega bergerak memenuhi panggilannya sebagai kader bangsa sekaligus sebagai sosok yang telah digembleng oleh Bung Karno untuk turun ke bawah karena sejatinya kekuatan kita adalah arus bawah itu. Yang saat itu memberikan topangan yang kuat ketika pada setiap gerakan politiknya, Megawati selalu dihadapkan oleh benteng-benteng kekuasaan yang menindas," papar Hasto.
Hasto menjelaskan, benteng-benteng kekuasaan ketika itu menghentakkan Megawati. Sehingga kantor partai ini menjadi saksi 27 Juli 1996 terjadi serangan brutal menggunakan berbagai elemen kekuasaan negara. "Dan kantor Partai ini berhasil diluluhlantakkan tetapi yang namanya semangat perjuangan itu tidak pernah bisa dihancurkan," kata Hasto.
Pada diskusi peristiwa Kudatuli dihadiri oleh Direktur Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid dan sejarawan Bonnie Triyana. Dalam diskusi ini terdapat pihak penanggap yaitu saksi peristiwa 27 Juli 1996 sekaligus politikus PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning. Diskusi ini dimoderatori oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Hadir dalam acara itu sejumlah Ketua DPP PDIP, antara lain Rokhmin Dahuri, Ahmad Basarah, dan Wiryanti Sukamdani. Hadir juga keluarga korban 27 Juli 1996 yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kerukunan (FKK) 124.
Menurut Hasto, pengungkapan tragedi Kudatuli diharapkan mampu menghilangkan kekuasaan yang menindas.
Baca SelengkapnyaDini Sera Afriyanti tewas di tempat hiburan malam diduga dianiaya sang kekasih.
Baca SelengkapnyaTepat 19 Oktober 1987 silam. Dua kereta terlibat tabrakan dasyat di perlintasan Bintaro.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan peristiwa pembakaran rumput di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaSetahun lalu, 1 Oktober 2022 peristiwa berdarah yang menewaskan ratusan orang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Hingga kini, korban belum dapat keadilan.
Baca SelengkapnyaTragis Nasib Pelajar di Gowa, Diperkosa Ayah Lalu Dicekoki Obat Aborsi Berkali-Kali
Baca SelengkapnyaLima fakta Masjid Istiqlal yang tidak banyak orang tahu
Baca SelengkapnyaCerita anak Jenderal Ahmad Yani yang dilarang jadi TNI usai peristiwa G30S PKI meletus.
Baca SelengkapnyaBerikut momen mahasiswi lulusan terbaik memberikan pidato wisuda yang langsung menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang menyebabkan warga puluhan desa di Trenggalek krisis air bersih. Tidak hanya itu, dalam hitungan bulan sudah terjadi 32 kebakaran hutan.
Baca Selengkapnya