Nurhayati: Saya kira tidak ada yang keberatan dengan pembentukan poros ketiga
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengaku tidak keberatan jika terbentuk poros ketiga dalam Pilpres 2019 mendatang. Namun, ia menekankan poros ketiga itu untuk tidak disebut sebagai poros partai politik islam.
"Saya kira tidak ada yang keberatan dengan pembentukan poros ketiga," kata Nurhayati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (8/3).
"Kalau kemudian sekarang muncul ini jangan sampai kembali lagi islam dan non islam itu yang tidak boleh. Bahwa bangsa ini memang majemuk kita sudah akui bersama sejak merdeka sampai sekarang dan coba lihat tidak ada menemui masalah-masalah itu," lanjutnya.
Anggota Komisi I ini mengatakan bahwa sekarang ini memang kebetulan ada dua partai yang belum menentukan arah dukungannya dan masih membuka peluang poros baru. Kebetulan partai itu merupakan basis Islam. Hal itu, kata dia, tidak boleh dibeda-bedakan.
"Saya hanya dengar poros ketiga tapi kalau dipojokkan kebetulan PAN, PKB. Di PKB pun bukan semua orang Islam dan di PAN pun tidak semua orang Islam. Kita sangat plural, jangan lagi misalnya kebetulan PAN, PKB dan PKS yang ini kemudian disebut poros islam," ungkapnya.
Lewat adanya tiga poros, Nurhayati menilai akan membuat calon presiden menjadi banyak dan menurutnya hal itu bagus. Sehingga bisa memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat Indonesia.
"Makin banyak calon makin banyak pilihan. Kalau sekarang misalnya daerah yang istilahnya kotak kosong sebetulnya masyarakat tidak punya pilihan," ujarnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan, ada kemungkinan terbentuk poros ketiga pada Pilpres 2019. Peluang itu, kata dia, masih terbuka lebar. Ketua DPP PKB Lukman Edy partai basis Islam akan menjajaki poros baru untuk menghadapi Pilpres 2019. Partai-partai yang disinyalir bakal ikut adalah PKB, PAN, dan PKS.
PAN sendiri telah menyatakan tak merapat ke koalisi pemerintahan. Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan masih terbuka peluang poros baru di luar koalisi Jokowi dan Prabowo. PAN memberikan sinyal tak harus mengikuti Prabowo dan memungkinkan membentuk poros baru.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaKasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca SelengkapnyaJadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
NU dan Muhammadiyah Berharap Pemilu Berjalan Kondusif: Apapun Hasilnya Kita Terima
NU dan Muhammadiyah berharap rakyat bisa menerima apapun hasilnya
Baca SelengkapnyaPrabowo Ingatkan Indonesia Harus Mandiri: Persaingan Antar Bangsa Kejam
Hubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.
Baca SelengkapnyaBerbeda Keyakinan, Intip Potret Harmonis Puput Nastiti Devi dengan Ibunda yang Jarang Tersorot
Toleransi dalam beragama begitu tergambarkan dalam keluarga Puput Nastiti.
Baca SelengkapnyaPolisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi
Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca SelengkapnyaSempat Tak Harmonis sama Keluarga Gara-Gara Beda Agama, Tangis Pria ini Pecah saat Dikirimi Barang Tak Terduga
Air mata pria ini jatuh saat keluarganya memberi barang spesial. Bahkan barang yang diterima ini mampu membuatnya merinding.
Baca SelengkapnyaMencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan
Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.
Baca Selengkapnya