NasDem yakin Jokowi tak akan kurangi jatah menteri dari parpol
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan segera melakukan perombakan komposisi menteri Kabinet Kerja. Spekulasi adanya perombakan muncul setelah Mensesneg Pratikno menyampaikan larangan bagi para menteri untuk keluar Jakarta selama sepekan ini.
Para menteri harus tetap berada di Jakarta hingga 29 Juli 2016 besok. Wacana pergantian menteri muncul setelah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar merapat menjadi partai pendukung pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Politikus NasDem, Taufiqulhadi meyakini bila Presiden Jokowi tak akan mengurangi jatah menteri dari partai politik. Apalagi, partai-partai pendukung sejak awal mengawal kemenangan Jokowi kala Pilpres 2014.
"Menurut saya Presiden tidak akan mengurangi jatah partai politik. Karena apa, yang dibutuhkan oleh Presiden adalah kestabilan Pemerintah. Kalau kestabilan Pemerintah itu dianggap pilar sekarang belum cukup kuat. Ada 5 pilar, PDIP, Nasdem, Hanura, PKB, PPP yang sudah tertancap mendukung Presiden," kata Taufiqulhadi kepada merdeka.com di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (26/7).
Justru, menurutnya, Presiden akan menambah jatah menteri dari partai guna menjaga kestabilan politik di pemerintahan. Apalagi dengan bergabungnya PAN dan Golkar, Presiden akan mempertimbangkan untuk menempatkan kader kedua partai itu di kabinet.
"Mungkin Presiden perlu menambah pilar baru, ada dua apakah itu PAN dengan Golkar menjadi 7. Maka menurut saya rasa tidak mungkin Presiden menambah partai lain dan mengurangi partai yang lain. Dan yang tidak akan dilakukan oleh Presiden Jokowi memiliki kesantunan politik," jelasnya.
Saat ditanya, apakah Partai NasDem khawatir jika jatah menterinya diambil dan digantikan dengan tokoh lain, Anggota Komisi III mengaku tidak mau ambil pusing. Perubahan komposisi kabinet, lanjutnya, tidak akan mempengaruhi dukungan Partai NasDem kepada pemerintah.
"Kami tidak ada khawatirkan sama sekali, toh menurut saya kan belum tentu Presiden akan mengurangi jatah partai politik," tandasnya.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kemungkinan akan bertemu ketua umum partai politik (parpol).
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, Nasdem: Penyelenggara Negara Itu Harus Netral
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaHasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.
Baca Selengkapnya446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnya