Moeldoko Sebut Tabloid Indonesia Barokah Rusak Demokrasi
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyesalkan beredarnya Tabloid Indonesia Barokah yang disebut-sebut menyudutkan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia menyebut, tabloid tersebut merusak demokrasi di Tanah Air.
"Kita enggak senang lah kehidupan demokrasi yang diwarnai upaya-upaya yang seperti itu, karena justru itu merusak demokrasi," katanya di Gedung Sekretariat Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/1).
Mantan Panglima TNI ini menegaskan, demokrasi harus dibangun dengan akal sehat dan cara-cara bermartabat. Bukan justru menggunakan propaganda menyesatkan.
"Cara-cara yang seperti itu tidak bagus untuk perkembangan demokrasi ke depan," ujarnya.
Moeldoko juga sependapat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyarankan agar Tabloid Indonesia Barokah dibakar. Dia ingin hal-hal yang menimbulkan pertikaian segera dimusnahkan.
"Saya pikir memang hal-hal yang bisa menimbulkan percikan-percikan, gesekan-gesekan, emosi itu supaya dihindari. Harus dihilangkan karena kurang bagus dalam iklim demokrasi," tutur Wakil Ketua TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin ini.
Tabloid Indonesia Barokah menyasar sejumlah masjid di Tanah Air. Selain beredar dalam bentuk cetak, PDF Tabloid Indonesia Barokah juga beredar di media sosial Whatsapp (WA) Group. Tabloid tersebut terbit tiap dua bulan sekali.
Juru bicara Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait siapa dalang di balik Tabloid Indonesia Barokah. Dia pun menangkap jejak digital dari Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja Jokowi-Ma'ruf, Irfan Wahid atau lebih dikenal dengan nama Ipang Wahid.
"Ipang Wahid patut diduga terlibat dalam tabloid Indonesia Barokah," kata Andre saat dihubungi merdeka.com, Minggu (27/1).
Andre menjelaskan, indikasi keterlibatan Ipang Wahid yakni berdasarkan website Indonesia Barokah. Dia mengatakan, website itu saat ditelusuri berkaitan dengan Ipang Wahid.
"Website Indonesia Barokah dan Tabloid Indonesia Barokah memang dua hal yang berbeda, tapi website itu berisi video yang merupakan produksi dari Ipang Wahid, itu kalau website, kalau tabloid kita enggak tahu," jelas Andre.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto mengingatkan masa reformasi atau saat Prabowo diberhentikan sebagai TNI.
Baca SelengkapnyaDemokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca SelengkapnyaTim Pembela Demokrasi dan Keadilan (TPDK) Ganjar-Mahfud mengajak partisipasi rakyat Indonesia mengungkap kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebagai informasi, Moeldoko pernah ingin merebut Demokrat dari tangan AHY.
Baca SelengkapnyaMenurut Angga, gugatan ke MK ini juga memberikan kesempatan kepada masyarakat melihat bagaimana demokrasi Indonesia berjalan saat ini.
Baca SelengkapnyaAnies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaKesenian bantengan mencerminkan semangat kebersamaan dan gotong royong.
Baca SelengkapnyaDemokrat mendukung NasDem dan PKB Gabung Koalisi Prabowo.
Baca SelengkapnyaTodung pun merujuk Undang-undang Nomor 39/1999 Pasal 9 yang menyatakan setiap orang berhak untuk hidup tenteram, aman, damai.
Baca Selengkapnya