Ketum PPP akan bertemu Presiden Jokowi bahas politik dan keselamatan bangsa

merdeka.com Sekitar 6 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau akrab disapa Rommy dan Ketua MUI Maruf Amin menghadiri pernikahan cucu dari Ketua Majelis Syariah PPP, K.H. Maimoen Zubair atau Mbah Moen, yakni Muhamad Sidqi dengan Evie Sofiah dan Muhamad Shofy dengan Aufa Najda Zainab di Pondok Pesantren Al Ghadier, Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (11/3).

Usai menghadiri hajatan Mbah Moen, Rommy mengaku diajak Presiden Jokowi untuk pulang bersama ke Jakarta. Jokowi dan Rommy duduk satu bersebelahan di pesawat milik TNI AU dari Cirebon - Halim.

"Beliau (Jokowi) minta untuk saya bersama-sama dengan beliau untuk pulang ke Jakarta," ujar Rommy melalui siaran pers yang diterima merdeka.com, Minggu (11/3).

presiden jokowi bersama ketum ppp romahurmuziy dan ketua mui maruf amin

Rommy menjelaskan tidak ada pembicaraan serius dengan Presiden Jokowi selain urusan menghadiri pernikahan dua cucu Mbah Moen. Namun, dalam waktu dekat Rommy mengaku akan bertemu kembali dengan Jokowi untuk bicara hal yang lebih penting.

"Kita akan bertemu untuk mengupdate situasi politik nasional, dan yang lain-lain ya, bicara masalah keselamatan bangsa dan negara saja," kata cicit ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU) K.H. Wahab Chasbullah tersebut.

Untuk diketahui, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendorong Ketua Umum M Rommahurmuziy segera mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden bagi Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019. Wakil Ketua Umum PPP Reni Marlinawati mengatakan partainya berharap Jokowi menggandeng Romy sapaan Romahurmuziy sebagai calon wakil presiden.

PPP berencana menggelar Musyawarah Nasional Alim Ulama pada April 2018. Munas Alim Ulama ini untuk memberikan masukan nama calon wakil Presiden kepada Joko Widodo. Romy sapaan akrabnya, mengklaim kader PPP mendorongnya maju mendampingi Jokowi sebagai cawapres di Pemilu 2019. Namun, kata dia, sosok pendamping Jokowi di Pilpres 2019 ditentukan oleh konsolidasi partai politik pendukung.

"Setiap kader pasti menginginkan kader terbaik partai duduk di puncak kepemimpinan nasional dan ketika saya turun pun mereka selalu meneriakkan itu," ujarnya.

(mdk/noe)