Ketua Wanhor Hanura: Munas Tunjuk OSO Jadi Ketum Lagi Tidak Sah!
Merdeka.com - Ketua Dewan Kehormatan Hanura Chairuddin Ismail kecewa dengan kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO). Ditambah lagi, saat melihat proses Munas Hanura yang kembali memilih OSO sebagai ketua umum di Hotel Sultan, Selasa (17/12) malam kemarin.
Dia merasa proses penunjukan OSO jadi ketum ilegal. Dia melihat banyak sejumlah kejanggalan.
Dia hadir dalam Munas tersebut. Dalam perhatiannya, ada sejumlah kejanggalan yang terjadi. Pertama, tidak ada pertanggungjawaban ketua umum. Lebih lagi, dia mengatakan banyak orang baru di Hanura yang tidak mengerti partai.
"Masalah anggaran dasar itu semua tidak dipenuhi. Kebetulan tadi malam saya di situ monitor. Ada beberapa orang, yang banyak omong itu sebenarnya orang baru yang tidak mengerti partai," kata mantan Plt Kapolri itu.
Dia pun bilang, saat ini orang lama Hanura dapat dihitung dengan jari. Chairuddin menyebut hanya ada 7-6 orang saja.
Karenanya, Chairuddin menyimpulkan Hanura saat ini merupakan partai abal-abal. Dia menilai, kepemimpinan OSO saat ini tidak memiliki legitimasi. Juga, dia menuding Hanura bisa disahkan Menkum HAM hanya karena cari muka ke presiden.
"Jadi Partai Hanura sana itu, Partai Hanura abal-abal. Dan tidak sah menurut saya," kata dia.
Hanura Bisa Mati di Tangan OSO
Chairuddin mendeklarasikan ingin melakukan penyelamatan. Karenanya, dia membuat pernyataan publik yang langsung dipimpin pendiri Hanura Wiranto. Dia menilai, Hanura akan mati di tangan OSO.
"Maka di sini penyelamatan, kalau OSO yang memimpin ini. Bisa Hanura malah mati, karena itu kita akan tampil di sini," kata dia.
Dia juga mengatakan, gaya OSO seperti pencaplok perusahaan. Misalnya, Chairuddin bilang gaya OSO itu terlihat dari banyak mengganti orang lama Hanura dengan gerbong baru.
"Kalau beliau ini saya katakan, political party raider. Pencaplok Partai Politik. Kenapa, ketika dia masuk, semua orang," kata Chairuddin.
Jabatan Wanhor Dihilangkan
Ihwal tuduhan ini, kubu OSO tak terlalu menanggapi. Politikus Hanura kubu OSO, Inas Nasrullah menyatakan, jabatan Wanhor sudah tidak ada lagi.
Sehingga, Inas menegaskan, Chairuddin tidak mewakili partai. Jabatan Wanhor sudah hilang bersamaan dengan jabatan Ketua Dewan Pembina yang diisi Wiranto.
"Sejak perubahan terakhir tanggl 25 November 2019 sudah tidak ada lagi," kata Inas.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Oso, putusan MK tersebut sudah sah karena final dan mengikat.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan dilakukan setelah Kepala Dinas PMD Mamuju Jalaluddin tertangkap tangan diduga menerima suap proyek Dana Alokasi Khusus di Disdikpora Mamuju.
Baca SelengkapnyaPemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Portugis menjulukinya sebagai sosok wanita kuat dan pemberani.
Baca SelengkapnyaPenunjukan Gus Kikin sebagai nahkoda baru PWNU Jawa Timur itu diputuskan dalam rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU di Jakarta, Rabu (10/1).
Baca SelengkapnyaKPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum mereka yang diamankan.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaDewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (DK PWI) meminta Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun menaati keputusan tentang sanksi dan tindakan organisatoris.
Baca SelengkapnyaBung Karno mengaku menikahi Oetari karena menghormati gurunya
Baca Selengkapnya