Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jimly sebut kasus Setnov bisa ganggu hubungan eksekutif & legislatif

Jimly sebut kasus Setnov bisa ganggu hubungan eksekutif & legislatif Jimly Asshiddiqie. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie menilai kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto berkaitan erat dengan nama baik bangsa Indonesia.

Oleh sebab itu, kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin merupakan hal serius. "Kita tidak bisa mendikte. Sebagai pribadi, presiden dan wapres tersinggung dong dia. Mungkin ini akan mengganggu personal eksekutif dan legislatif seterusnya," kata Jimly di Istana Wakil Presiden, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (8/12).

Ketersinggungan presiden dan wapres atas dugaan pencatutan nama oleh Ketua DPR, Setya Novanto berpotensi mengganggu hubungan antara lembaga eksekutif dan legislatif di kemudian hari. Terlebih lagi Jimly menilai, tidak ada tradisi pejabat DPR mengundurkan diri.

"Lah bagaimana, ketuanya menyindir-nyindir ngomong-ngomong begitu kan tidak enak. Itu pasti mengganggu secara institusi. Tapi kan kebiasaan mundur kita kan tidak ada," ucap Jimly.

Soal pencatutan nama presiden dan wapres, Jimly menegaskan hal itu berkaitan erat dengan nama baik bangsa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang dinilai Jimly perlu dilakukan agar hal ini tidak kembali terjadi.

"Ini nama baik bangsa kita jadi pertaruhan. Jadi masalah integritas ini soal serius. Maka ke depan harus dipikirkan adanya larangan konflik kepentingan," kata Jimly.

Selain itu, lanjut Jimly, perlu ada pengaturan etika profesi bagi pejabat dan penyelenggara negara. "Jangan dibiarkan masalah etika ini diselesaikan dengan rumit menggunakan logika hukum. Dia lebih cepat, lebih sederhana sehingga tidak merusak citra institusinya," tutur Jimly.

Namun, khusus perihal kasus pelanggaran etika yang saat ini masih bergulir di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Jimly meminta masyarakat untuk menunggu keputusan MKD terhadap dugaan pelanggaran etika oleh Setya Novanto.

"Khusus urusan ini, kita tunggu keputusan internal MKD. Ini kan baru memeriksa. Belum memutus. Jadi kita tunggu dulu. Karena bisa saja diputuskan dibentuk panel berarti serius," tutur Jimly.

Meski kemarahan Presiden Jokowi dinilai serius, namun Jimly menegaskan bahwa MKD memiliki kemandirian terhadap keputusannya sendiri. Jimly menilai, saat ini dukungan harus diberikan kepada presiden dan wakil presiden, terlebih keduanya dinilai kompak dalam menata sistem di Indonesia saat ini.

"Saya rasa harus memberi dukungan. Presiden dan wapres kompak menata sistem beretika di negara. Jadi konflik kepentingan diatur dan etika diatur. Yang penting presiden dan wapres kompak. Jangan sampai tidak, biar negara tidak terpecah belah," tutup Jimly.

Sebelumnya, Presiden Jokowi marah besar namanya dicatut dalam urusan saham Freeport. Dengan muka tegang menahan amarah dia menggelar konferensi pers.

"Tidak boleh namanya lembaga negara bermain-main lagi," kata Jokowi, Senin (7/12).

"Saya nggak apa-apa dikatakan presiden gila, presiden sarap, presiden koppig. Tapi sudah mencatut saham 11 persen itu yang saya tidak mau. Ini masalah kepatutan, masalah etika, moralitas, dan itu masalah wibawa!" tegas Jokowi dengan nada tinggi.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Jenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya
Jenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya

Tindak pidana pemilu menjadi ancaman serius yang dapat merusak integritas dan legitimasi demokrasi.

Baca Selengkapnya
Namanya Disebut di Sidang Sengketa Pilpres 2024, Ini Respons Jokowi
Namanya Disebut di Sidang Sengketa Pilpres 2024, Ini Respons Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi enggan mengomentari soal namanya ikut diseret-seret dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik
7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik

Indonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024

Baca Selengkapnya
Integritas Pemilu adalah Kesuksesan Demokrasi, Ini Parameternya
Integritas Pemilu adalah Kesuksesan Demokrasi, Ini Parameternya

Integritas pemilu merupakan aspek kritis dalam menjaga kesehatan demokrasi suatu negara.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab Isu Menterinya Mundur dari Kabinet: Namanya Bulan Politik
Jokowi Jawab Isu Menterinya Mundur dari Kabinet: Namanya Bulan Politik

Menurut Jokowi kabar bohong tersebut bersinggungan dengan tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
Kesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?
Kesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?

Anies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.

Baca Selengkapnya
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos
Namanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos

Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya