Fadli Zon nilai wajar Luhut dan Sri Mulyani dilaporkan ke Bawaslu
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) oleh timses capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno. Mereka dilaporkan atas dugaan kampanye di IMF World Bank Annual Meeting di Bali beberapa waktu lalu.
Saat sesi foto penutupan IMF - World Bank Annual Meeting di Bali, Menko Luhut Panjaitan dan Menkeu Sri Mulyani mengoreksi pose foto yang dilakukan Direktur IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim. Saat itu baik Lagarde maupun Jim Yong Kim mengacungkan dua jari.
Luhut dan Sri Mulyani menyarankan Lagarde dan Jim Yong Kim tidak menampilkan simbol dua jari. Terdengar pembicaraan yang disampaikan Sri Mulyani. Menkeu menyatakan bahwa simbol dua saat ini identik dengan Prabowo, sedangkan satu untuk Jokowi. Ini mengacu nomor urut dalam Pilpres 2019.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai wajar jika Sri Mulyani dan Luhut Binsar Panjaitan dilaporkan ke Bawaslu.
"Dan saya kira wajar saja kalau dilaporkan ke Bawaslu," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/10).
Fadli mengaku telah melihat video saat Sri Mulyani dan Luhut saat ingin berpose dengan Direktur IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim. Saat itu baik Lagarde maupun Jim Yong Kim mengacungkan dua jari.
"Ya saya kira jelas itu, saya nonton video itu kan kelihatan reflek Lagarde maupun Kim itu dua jari. Dan saya kira tidak ada maksud-maksud untuk kampanye. Tapi malah diingatkan bahwa dua itu Prabowo, satu itu Jokowi. Justru akhirnya itu menimbulkan kesan bahwa itu kampanye," ungkapnya.
Wakil Ketua DPR ini berharap seharusnya acara perhelatan dunia seperti ini tidak dicampuradukan dengan kampanye terselubung.
"Nah saya kira harusnya dalam forum-forum seperti itu apalagi yang dibiayain oleh APBN. tidak perlu ada kampanye-kampanye terselubung macem itu," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra Klaim Politisi Sudah Move On dari Pemilu 2024, Hak Angket di DPR Hampir Mustahil
Waketum Partai Gerindra Habiburokhman mengklaim bahwa hampir 95 persen politisi sudah move on dari Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAlasan Mahfud Pilih Mundur Sebelum Pencoblosan
Menurut Mahfud, perdebatan keputusannya baru mundur menjelang pencoblosan atau sebelum dicalonkan sebagai cawapres Ganjar merupakan hal lazim dalam politik.
Baca SelengkapnyaTegas & Lugas, Jenderal Bintang Tiga Blak-blakan Bicara Netralitas Polri di Pemilu 2024
Fadil memastikan setiap laporan yang masuk mengenai pelanggaran anggota Polri, akan diproses sesuai aturan yang berlaku.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak Penuhi Panggilan Bawaslu, Gibran Pilih Ngantor
Gibran Rakabuming Raka tidak memenuhi panggilan Bawaslu terkait
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Pj Gubernur Agus Fatoni Ingatkan ASN di Sumsel Netral di Pemilu 2024
atoni mengajak seluruh pihak untuk mempertahankan kondusifitas daerah, menjaga Provinsi Sumsel agar aman dan damai.
Baca SelengkapnyaMahfud Diadukan ke Bawaslu atas Dugaan Hina Gibran, Ganjar: Jangan-Jangan Saya Sebentar Lagi Dilaporkan
Ganjar Pranowo menilai tak panik cawapresnya Mahfud Md dilaporkan ke Bawaslu atas dugaan penghinaan terhadap Ganjar.
Baca SelengkapnyaZulhas Bela Jokowi soal Boleh Berkampanye & Memihak: Nyalon Presiden Saja Boleh, Apalagi Mendukung
lkifli Hasan sepakat dengan Jokowi bahwa tidak ada aturan yang melarang pejabat negara untuk memihak dan berkampanye.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ungkap Golkar Berpotensi Besar Dukung Prabowo: InsyaAllah Bulan Agustus Ini
Muzani menyebut, Gerindra menghormati proses keputusan di internal Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaBegini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta
Nama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya