Ceu Popong: Konflik Golkar sampai jotosan sama saja tak sekolah
Merdeka.com - Politisi Partai Golkar Ceu Popong angkat bicara atas konflik penolakan Munas Golkar 30 November di Bali. Konflik ini sempat memanas dengan baku hantam di DPP kantor Golkar.
"Bukan tidak boleh berbeda pendapat, boleh saja. Tetapi itu sampai jotosan, sama saja tidak sekolah," kata Ceu Popong di gedung DPR Senayan Jakarta, Kamis (27/11).
Menurutnya siapa pun kader Golkar yang ingin memecah partai harus dipecat. Semua kader partai beringin wajib mematuhi peraturan yang berada di AD/ART partai.
"Siapa saja yang tidak taat di dalam aturan tidak usah di dalam Golkar. Maksud saya tidak perorangan tetapi keseluruhan pegang aturan ada anggaran dasar ada anggaran rumah tangga," terang dia.
Masih menurutnya, konflik di arena politik adalah hal yang lumrah. Dunia politik itu tak ada kawan dan lawan yang abadi.
"Saya rasa dunia politik itu satu tambah satu belum tentu dua. Konflik itu persoalan yang biasa," pungkas dia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muzani menyebut, Gerindra menghormati proses keputusan di internal Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaNamun, kata dia untuk membangun peradaban politik yang berpihak kepada kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaAirlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca Selengkapnya