Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Sentilan 'nyelekit' Desmond buat Presiden Jokowi

4 Sentilan 'nyelekit' Desmond buat Presiden Jokowi Desmond Junaidi Mahesa. ©istimewa

Merdeka.com - Sepak terjang Joko Widodo sebelum dan sesudah menjadi presiden selalu menuai pro kontra. Banyak yang memuji, tapi tak sedikit yang mencaci. Berbagai kelemahan Jokowi selalu menjadi 'amunisi' bagi pihak yang tidak menyukai dia untuk melontarkan kritikan.

Seperti yang dilakukan politikus Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa. Dia memberikan penilaian miring terhadap Jokowi saat tampil di hadapan para CEO dalam forum APEC di Beijing. Desmond menyebut gaya Jokowi bukan seperti seorang presiden tapi lebih mirip pedagang.

Sebelum kritikan itu, Desmond juga sebelumnya pernah mengkritik Jokowi terkait kebijakannya. Apa saja sentilan nyelekit yang diucapkan Desmond? Berikut rangkumannya:

Jokowi seperti penjual

Gaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat tampil di depan para CEO di forum APEC di Beijing menuai pujian dari berbagai pihak. Jokowi saat itu mempresentasikan peluang investasi di Indonesia dan mengundang para investor untuk datang.Namun di mata Politikus Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa gaya Jokowi itu layaknya seorang pedagang yang sedang menawarkan barang dagangannya."Pidatonya bicara investasi, ini kapasitasnya sebagai presiden atau kepala BKPM? Hari ini seolah-olah merangkap segalanya," kata Desmond Mahesa di kompleks parlemen Senayan Jakarta, Selasa (11/11).Menurut Desmond, Jokowi tak menampilkan diri sebagai seorang kepala negara. "Bukan decision maker, kayak penjaja, penjual. Agak susah kita berkomentar," cetusnya.Ajang seperti APEC, kata Desmond, harus dilihat asas manfaatnya bagi Indonesia. Jika tak menguntungkan maka presiden tak perlu untuk hadir dalam acara tersebut."Apapun pertemuan internasional, kita lihat efeknya, dampaknya apa bagi bangsa ini. Kalau tidak bermanfaat tidak perlu hadir, bukan untuk gagahan bisa bahasa Inggris kayak SBY," pungkas dia.

Jokowi ingin amankan kasus Transjakarta

Belum juga dipilihnya Jaksa Agung yang baru membuat beberapa pihak bertanya-tanya. Desmond Mahesa menilai, keinginan Jokowi memilih Jaksa Agung dari kalangan internal terkait upaya untuk mengamankan keterlibatan dirinya dalam kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta."Di kasusnya Udar, Jokowi belum dipanggil tiba-tiba Kejaksaan sudah memutuskan Jokowi tak terlibat," kata Desmond ketika di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (4/11). Desmond menduga ini ada keterlibatan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Andhi Nirwanto yang saat ini menjabat Wakil Jaksa Agung.Desmond mengatakan orang yang menjadi Jaksa Agung tidak perlu dari internal. Desmond mengatakan eksternal boleh saja asal mampu menangani kasus sampai tuntas. Tidak seperti sekarang, kata Desmond, Jaksa Agung Basrief Arief dinilai tidak tegas dan banyak kasus yang berakhir ke Surat Penghentian Penyidikan. "Saya ingin Jaksa Agung seperti Baharuddin Lopa, beliau ada ketegasan, terobosan, dan harapan," ujar Desmond.

Jokowi bikin DPR tak berdaya

Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa menyentil sikap pemerintah yang terburu-buru mengeluarkan tiga kartu untuk rakyat tanpa melibatkan DPR untuk membahasnya."Saya menduga ini untuk membuat DPR tidak berdaya," cetus Desmond.Desmond mengkritik Presiden Jokowi yang meluncurkan Kartu Kesejahteraan Sosial, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Sehat tanpa berdiskusi dengan para wakil rakyat itu. Akibatnya, di mata Desmond muncul kesan Desmond bahwa pemerintah ingin bekerja sendiri. "Sampai saat ini saja kartu sakti itu payung hukumnya tidak jelas."

Kritik kirab Jokowi saat pelantikan

Saat Jokowi dan JK dikirab dari Bundaran HI hingga Istana Merdeka usai pelantikan di MPR, Desmond sempat melontarkan cibiran juga. Politikus Gerindra itu menyindir isi pidato Jokowi di MPR meminta agar rakyat bekerja."Seperti pidato politik, orang disuruh kerja, dia enggak kerja. Lihat saja nanti, pesta kemarin, mudah-mudahan lima tahun ke depan, harapan rakyat dan Jokowi pembuktian. Tidak seperti janji di Jakarta," cetusnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat

Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain
Jokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain

Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir
Jokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir

Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.

Baca Selengkapnya
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Isu Pemakzulan Jokowi Jelang Pemilu Tak Produktif, Moeldoko: Kepemimpinannya Diapresiasi Masyarakat
Isu Pemakzulan Jokowi Jelang Pemilu Tak Produktif, Moeldoko: Kepemimpinannya Diapresiasi Masyarakat

Menurutnya, isu pemakzulan presiden di tengah proses pemilu sangat tak produktif bagi masyarakat dan pemerintah.

Baca Selengkapnya