Warga Merapi blokir jalur evakuasi akibat truk penambang pasir
Merdeka.com - Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Rembug Lintas Merapi Koalisi Masyarakat Pengguna Jalan Talun menggelar aksi demo menolak truk tambang pasir melintas di Jalan Talun-Dukun, Kamis (27/2). Mereka memblokir akses jalan yang biasa dilalui oleh truk-truk penambang pasir.
Pengunjuk rasa yang terdiri dari warga masyarakat sekitar dan pelajar itu, sambil berorasi, mereka membentangkan spanduk dan juga ikat kepala dengan bertuliskan menolak truk penambang pasir melintas.
"Jalan yang sudah dalam kondisi rusak parah ini adalah jalur evakuasi. Bukan jalur untuk penambangan. Kalau rusak efeknya masyarakat sekitar yang dirugikan," ungkap koordinator lapangan aksi, Agus Muhammad Sidiq di sela-sela aksi Kamis(27/2).
Agus menegaskan jalur yang berada di Lereng Merapi ini sangat penting fungsinya, terutama bagi masyarakat di wilayahnya. Maka, jika terjadi kerusakan akan membawa banyak dampak negatif seperti polusi udara, kecelakaan dan mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar lereng Merapi tersebut.
"Truk yang melintas alasannya normalisasi sungai di sekitar lereng Merapi. Tetapi seharusnya ada regulasi untuk penambangan, jangan gunakan jalur evakuasi untuk mengangkut material di jalan ini," tegasnya.
Agus mengungkapkan tuntutan yang disampaikan warga antara lain adalah perbaikan jalan tersebut, melarang truk pasir untuk melintas, dan pengalihan jalur evakuasi yang tidak memungkinkan berada di jalur yang rusak parah tersebut.
"Kami ingin jalan ini bisa dilewati dengan nyaman dan aman. Pemerintah harus dengarkan aspirasi warga," tuntutnya.
Menanggapi aksi warga tersebut, Camat Muntilan, Iwan Sutiarso bersama perwakilan DPU dan ESDM Kabupaten Magelang, akan secepatnya menyampaikan aspirasi warga tersebut kepada pihak serta instansi terkait.
"Pada prinsipnya, memperbaiki jalan tersebut butuh anggaran yang tidak sedikit. Namun demikian, dipastikan jika jalan itu akan segera diperbaiki. Hanya saja, kami minta masyarakat untuk bersabar,"ungkapnya.
Terkait tuntutan warga untuk membuatkan jalur khusus armada galian C, pihaknya tidak bisa berjanji sebab perlu adanya studi kelayakan dan kajian ilmiah lebih mendalam.
"Butuh kajian yang lebih mendalam. Namun demikian, kami akan sampaikan ke pihak-pihak yang berkompeten. Terpenting, warga harus bersabar," ujarnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka menuntut akses menuju tambang yang sebelumnya ditutup agar kembali dibuka baik dari jalur darat maupun Sungai Batanghari Jambi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaSejumlah petugas berkaos putih dengan memakai topi senada pun terlihat mengawal dropping kantong-kantong kain tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaManajer Humas KAI Daop 2 Ayep membenarkan adanya kejadian tersebut yang berawal saat kedua kereta saling bertabrakan pada pukul 06.03 WIB.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan pendaki diharapkan dapat menaati kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaPemudik yang turun di zona drop off terlihat membawa tas dan banyak barang hingga ke area tunggu
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca Selengkapnya