Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

UNS kembangkan alat peringatan dini banjir melalui SMS

UNS kembangkan alat peringatan dini banjir melalui SMS ilustrasi. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, berhasil mengembangkan alat deteksi banjir. Alat peringatan dini banjir tersebut menggunakan sistem telematri. Melalui alat 'early warning system' tersebut masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir bisa mendapatkan peringatan lebih awal melalui handphone.

Sang penemu alat tersebut adalah Sorja Koesuma, Dosen Jurusan Fisika Fakultas MIPA UNS. Ditemui wartawan di Kampus UNS Solo, Sorja menjelaskan dengan alat tersebut, peringatan status ketinggian air bisa langsung dikirimkan secara otomatis melalui Short Message Service (SMS).

"Ada 3 level sensor yang disesuaikan dengan status banjir. Yakni sensor pada level siaga, waspada, dan sensor awas," ujar Sorja, Senin (15/12).

Menurut dia, alat ini menggunakan sel surya sebagai sumber listrik. Sehingga jika sumber listrik dari PLN mati, peralatan ini tidak akan terpengaruh.

Lebih lanjut Sorja menerangkan, untuk level siaga, peringatan diberikan setiap 6 jam sekali. Untuk level waspada peringatan diberikan setiap 2 jam. Sedangkan untuk level awas, diberikan setiap 1 jam.

"Alat ini memiliki micro kontrol yang akan mengirimkan sinyal ke modem jika ketinggian air melewati level tertentu. Melalui modem ini, peringatan lewat SMS akan dikirimkan langsung ke warga," urainya.

Sorja mengatakan, peringatan akan dikirimkan 1 meter sebelum ketinggian air memasuki level awas. Sehingga masyarakat masih memiliki waktu untuk menyiapkan diri untuk mengungsi.

Dia mengaku alat tersebut sudah dipasang di di jembatan Sungai Gawan Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

"Di Sragen kami pasang di 3 desa rawan banjir aliran Sungai Bengawan Solo, yakni Desa Pandak, Tenggak, dan Sribit. Desa Pandak merupakan desa terparah saat musibah banjir tahun lalu, karena desa tersebut dikelilingi dua sungai yakni Sungai Mungkung dan Bengawan Solo," katanya.

Selama dipasang, lanjut Sorja, alat tersebut telah berfungsi dan mengirimkan peringatan melalui SMS saat ketinggian air memasuki level siaga dan waspada. Untuk wilayah Sragen, peringatan dini tersebut hanya dikirimkan ke kepala desa dan penjaga air.

Melalui mereka, informasi bisa langsung diberikan kepada masyarakat luas.

Selain Sragen, dalam waktu dekat peralatan tersebut juga akan dipasang di Kabupaten Ponorogo. 2 akan dipasang disana, karena peringatan juga dikirimkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS itu mengatakan, untuk wilayah Ponorogo, alat tersebut dipasang di Sungai Paju dan Sungai Nggrenteng yang meliputi dua desa yakni Desa Ampel di Kecamatan Balong dan Desa Brotonegaran di Kecamatan Ponorogo.

"Pesan peringatan dini ini nanti kita gunakan jaringan operator telepon seluler.Sehingga kendalanya bisa pending tergantung sinyal dari operator seluler," ucapnya.

Pada awalnya Sorja berencana menggunakan jaringan chanel 2,4 GHz tetapi investasi terlalu tinggi. Sehingga saat ini alternatif yang digunakan melalui telepon seluler.

"Dengan sistem peringatan dini banjir yang kami kembangkan ini, diharapkan masyarakat lebih waspada akan datangnya bahaya banjir. Alat tersebut bersifat regional yakni hanya untuk daerah tertentu saja, sehingga lebih akurat informasinya," pungkasnya.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengapa Produksi Upil Meningkat pada Saat Polusi Udara Tinggi?
Mengapa Produksi Upil Meningkat pada Saat Polusi Udara Tinggi?

Polusi udara tinggi bisa membuat banyak kotoran tersaring di hidung dan menjadi upil.

Baca Selengkapnya
Sistem Tol Tanpa Sentuh Diklaim Bisa Hemat BBM Kendaraan
Sistem Tol Tanpa Sentuh Diklaim Bisa Hemat BBM Kendaraan

Penerapan sistem bayar tol tanpa sentuh tersebut dinilai memberikan sejumlah dampak positif bagi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Penyebab Banjir Parah di Kudus, Ribuan Rumah Terendam & 6 Meninggal Dunia
Penyebab Banjir Parah di Kudus, Ribuan Rumah Terendam & 6 Meninggal Dunia

Banjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Apa itu Kebutaan Waktu? Ini Ciri-Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Apa itu Kebutaan Waktu? Ini Ciri-Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kondisi seseorang yang secara konsisten kesulitan untuk melacak perjalanan waktu adalah kebutaan waktu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Penyakit Autoimun, Kondisi Tubuh yang Diserang Pelindungnya Sendiri
Mengenal Penyakit Autoimun, Kondisi Tubuh yang Diserang Pelindungnya Sendiri

Penyakit autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.

Baca Selengkapnya
Bak Lautan, Potret 11 Kecamatan di Kabupaten Demak Terendam Banjir Karena 6 Tanggul Jeboh Usai Hujan Deras
Bak Lautan, Potret 11 Kecamatan di Kabupaten Demak Terendam Banjir Karena 6 Tanggul Jeboh Usai Hujan Deras

Sebanyak 93.149 jiwa terdampak dan 22.725 jiwa di antaranya mengungsi.

Baca Selengkapnya
Cara Mengatasi Bayi Cegukan dengan Efektif, Kenali Penyebabnya
Cara Mengatasi Bayi Cegukan dengan Efektif, Kenali Penyebabnya

Cegukan pada bayi sebenarnya adalah respons alami dari sistem pernapasan yang sedang berkembang.

Baca Selengkapnya
Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit
Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.

Baca Selengkapnya
7 Kebiasaan Malam Hari yang Bisa Bantu Lancarkan Pencernaan untuk Esok Hari
7 Kebiasaan Malam Hari yang Bisa Bantu Lancarkan Pencernaan untuk Esok Hari

Melancarkan pencernaan dan mempermudah buang air besar bisa dilakukan dengan sejumlah cara mudah.

Baca Selengkapnya